Mohon tunggu...
Pengabdian Penuh
Pengabdian Penuh Mohon Tunggu... Administrasi - Publikser

Publikser

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Jawa untuk Papua, Inilah Kisah Guru Asal Tegal

26 November 2019   23:23 Diperbarui: 26 November 2019   23:50 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya berharap dengan kehadiran saya disini bisa menjadi berkah bagi anak-anak kampung masin jadi generasi masa depan bangsa yang lebih baik dan mewujudkan cita-cita mereka",  tutur Lukman saat dihubungi melalui telepon.

"Kebanyakan anak-anak ketika datang ke sekolah dalam keadaan lapar, saat ditanya jawaban mereka tidak sarapan. Bagaimana mau menerima pelajaran dengan baik, jika kondisi badan kelaparan pasti akan merasakan lemas dan tidak fokus dalam menerima pelajaran. Makanya saya sering memberikan izin anak-anak yang lapar untuk pulang lalu makan dan kembali ke sekolah. Kalau tidak kembali ke sekolah Pak Guru akan marah", imbuhnya.

Di laman facebooknya guru Lukman bercerita, "Cangkul berbunyi ku cangkul ilmu, langkah kaki mereka adalah perubahan. Walaupun dengan rasa lapar mereka dengan gagah, yakin, dan penuh semangat melangkah kakinya untuk mencangkul lebih dalam supaya mendapatkan ilmu yang lebih banyak. Oh ya, jadi kebiasaan anak-anak disini itu ketika mau sekolah mereka itu tidak sarapan terlebih dahulu, jadi kalau sudah 1 atau 2 jam pembelajaran ada anak-anak yang masih kecil yang duduk di kelas 1 dan 2 suka izin untuk sarapan, dan datang kembali dengan membawa sagu bakar di kelas. Saat sudah di kelas banyak temannya yang minta, dan disitulah anak yang bawa sagu bakar menangis karena sagunya habis terbagi dan belum terasa kenyang".

Melalui pendidikan yang bermutu dan gizi yang baik kita berharap anak-anak ini mampu meraih cita-cita sebagai generasi bintang yang cemerlang dan memberi dampak yang baik bagi daerah mereka yang dahulu tertinggal. Ini adalah mimpi kita bersama, mari kita wujudkan ini dan selamatkan generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun