Mohon tunggu...
Penerbit Imtiyaz
Penerbit Imtiyaz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya akan post tulisan tulisan Saya Kunjungi juga web Penerbit Imtiyaz http://www.penerbitimtiyaz.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang Dungu yang Tidak Sanggup Menahan Diri untuk Memencet Tombol "Share"

6 Agustus 2018   02:46 Diperbarui: 6 Agustus 2018   02:44 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok: penerbitimtiyaz

orang dungu yang tidak sanggup menahan diri untuk memencet tombol share

Tahun 2015, selama Oktober hingga Desember saya harus menahan sakit di punggung. Orang Jawa bilang kecethit alias ada otot yang terjepit. Jika dipakai rukuk rasanya sakit. Demikian juga saat sujud.

Sakit ini bermula saat saya kecapekan menempuh perjalan dari Jember ke Surabaya lalu lanjut ke Ponorogo. Turun dari bis saya tidak melemaskan otot terlebih dulu tapi langsung mengambil tas ransel dan memasangnya di punggung. Lalu, rasanya ada otot yang eror. Sejak saat itu selama hampir 3 bulan saya menahan sakit di punggung.

Berobat ke dokter? Sudah. Kambuh lagi. Minum obat sudah. Tidak ada hasil. Demikian pula dengan terapis fisik yang mengajari gerakan-gerakan dasar pemilihan otot. Hanya bertahan beberapa hari lalu kambuh lagi.

Bahkan, kemudian ada teman saya yang setelah saya curhati, berusaha "menerawang", dan bilang jika ada yang mengguna-nggunai saya. Semacam santet, begitulah. Saya mengangguk, meski tidak sepenuhnya percaya. Biasa saja.

Pada akhirnya, saya lewat di Gang Lebar Jemur Wonosari, belakang Kampus UINSA. Ada papan kecil bertuliskan "Pijat Urat Mbah No". Ulalaaaa. Saya tertarik. Akhirnya Mbah No saya "culik", saya datangkan ke kediaman saya.

Awalnya saya dipijat relaksasi. Enak. Sampai nyaris tertidur. Kemudian ditanya titik yang sakit. Saya sebutkan. Jempol tangan kirinya yang keras menekan titik yang sakit (punggung bawah), kemudian jempol tangan kanannya mengurut bagian atas bahu saya.

"Jadi kalau pijat urut itu persis kabel listrik mas. Yang sakit di sini, yang diurut di titik lain. Sebab saling menyambung." kata beliau.

Mbah Yes, eh Mbah No, melakukan gerakan mengurut ini kurang lebih 5 menit saja. Setelah itu saya diminta duduk, berdiri, duduk lagi dan....tralalaaaa ajaib kinclong, sakit yang saya derita nyaris 3 bulan tidak tersisa. Alhamdulillah. Mungkin ekspresi wajah saya saat itu mirip Lucinta Luna yang mengaku hamil. Wkwkwkwkw...

Semua kendala ada ahlinya. Semua penyakit ada obatnya. Dan, setiap ilmu ada pakarnya. Dalam peristiwa di atas, Mbah No adalah pakarnya. Kalau di tangan yang tepat, penanganannya juga pas. Sesuai dengan ilmunya. Keahliannya. Anda mustahil menyerahkan urusan pembangunan rumah kepada seorang peternak bebek yang sukses. Sebab itu bukan bidangnya. Ketika anda menderita rabun jauh, silahkan berobat ke tukang las karbit. Mau? Jelas anda marah. Sebab saya menyarankan ke pihak yang tidak tepat.

Dalam urusan agama, kesehatan, dan lainnya, saya memilih bertanya kepada ahlinya, kepada mereka yang teruji dan terverifikasi keilmuannya. Ini penting, sebab jika semua berbicara bukan berdasarkan pada kapasitas dan kapabilitasnya, bakal banyak problem yang timbul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun