Mohon tunggu...
Mudy
Mudy Mohon Tunggu... -

Rakyat kecil tinggal di Jakarta, pensiunan swasta, Pancasilais, republiken, ultra-nasionalis. Anti NeoLib-ASEAN-C, anti religio-fascist, anti rezim-status-quo-koruptor. https://mudy45.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Evaluasi Operasi Pembebasan Sinar Kudus, Aib Komando TNI

18 November 2014   00:07 Diperbarui: 21 Mei 2016   04:51 4237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk dapat melakukan proyeksi kekuatan tingkat Brigade dalam jarak jauh, dibutuhkan sejumlah alutsista angkut udara. Utamanya:

  1. Pesawat angkut strategis
  2. Pesawat tanker strategis
  3. Pesawat AEW&C (dengan radar maritim/darat). TNI memiliki Boeing SLAMMER yang sudah tua dan kemampuannya terbatas sebagai radar maritim.
  4. Heli angkut besar
  5. Heli tanker untuk pengisian bahan bakar heli lain, ranpur, dan replenish kapal di lapangan.
  6. Pesawat amfibi yang dapat mendarat di laut untuk menurunkan dan menjemput komando laut. C-130 dapat menurunkan komando laut, namun tidak dapat menjemput kembali. Kemampuan penjemputan akan meningkatkan opsi perencana operasi khusus.
  7. Ranpur lintas udara, yang dapat diterjunkan dengan parasut. Untuk memperkuat pasukan lintas udara secara bermakna.
  8. LPD/SSV berkecepatan tinggi, sustained speed diatas 24 knots. Jika memungkinkan LPD/SSV trimaran dengan kecepatan diatas 30 knot, atau modifikasi LPD Banjarmasin.

Dapat dijabarkan komponen yang dibutuhkan untuk proyeksi jarak jauh komando gabungan TNI dalam tingkat brigade pada tabel berikut. Sebagian telah dimiliki oleh TNI, dan sebagian perlu di modifikasi. Sementara alutsista yang belum ada perlu di-adakan.

Komponen Operasi Komando Jarak Jauh (kampusmiliter.com)
Komponen Operasi Komando Jarak Jauh (kampusmiliter.com)
Komponen Operasi Komando Jarak Jauh (kampusmiliter.com)

Yang disebut dengan Wing Komando TNI AU adalah Wing khusus untuk proyeksi strategis pasukan komando, tentunya sesuai kebutuhan dapat pula dimanfaatkan untuk proyeksi pasukan lain seperti Paskhas, Kostrad, Kopassus yang tidak memiliki transportasi udara.

Dalam keadaan damai, wing tersebut dapat berfungsi untuk Operasi Milter Selain Perang, misalnya jika dipilih pesawat yang sesuai, wing dapat berfungsi sebagai pemadam kebakaran hutan. Formasi besar dari Il-76, Mi-26, dan Be-200 mampu memadamkan kebakaran hutan ratusan kilometer dalam waktu relatif singkat. Hal ini karena pesawat-pesawat tersebut memiliki kapabilitas pengambilan air yang cukup besar. Dengan adanya wing ini, masalah kebakaran hutan di Indonesia berakhir.

Wing ini juga akan sangat berguna dalam kasus bencana alam. Keberadaan wing ini akan dapat menyelesaikan masalah logistik bencana dalam waktu singkat.

Wing ini juga merupakan media angkut strategis yang dapat mengirimkan berbagai alutsista TNI dalam jarak jauh dengan sangat cepat. Dampaknya, TNI tidak membutuhkan terlalu banyak berbagai alutsista jenis tertentu yang dapat di transportasikan dengan segera jika diperlukan.

Dengan demikian banyak manfaat dari satu wing.

Tentunya manfaat utama dalam konteks ini adalah TNI dapat memfungsikan keunggulannya dalam kualitas dan kuantitas pasukan khusus, yang selama ini terhambat pemanfaatannya akibat tidak adanya media transport strategis udara dan laut.

Dari komponen tersebut diatas diperoleh kebutuhan alutsista yang dibutuhkan agar TNI memiliki kapabilitas proyeksi pasukan komando jarak jauh.

Kebutuhan Alutsista (kampusmiliter.com)
Kebutuhan Alutsista (kampusmiliter.com)
Kebutuhan Alutsista (kampusmiliter.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun