Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Zuhud Itu Apa Sih? Bisakah Kita Melaksanakannya

11 November 2020   17:10 Diperbarui: 11 November 2020   17:16 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngaji Rabu Sore ini bersama KH. Subhan Makmun dalam Kitab Ihya Ulumuddin di Masjid Agung Brebes, dengan topik zuhud, dan Maqom Tajrid dan Asbab, lalu apa itu zuhud dan bagaimana umat ini bisa dikatakan zuhud dalam tingkah lakunya. 

Dijelaskan bahwa Zuhud adalah proses spiritual seseorang tidak cinta buta kepada dunia. Karena, kesenangan atau kecintaan terhadap dunia akan menjadi tirai antara diri manusia dengan Allah SWT. Agak berat memang saat kita ini repot atau bekerja di sawah atau akeh tamu lalu masuk min ibadina sholikhin maka yang bersangkutan berarti sudah mendekati zuhud,  misalnya saat repot bekerja di sawah kok bisa menjalankan sholat dengan baik maka orang ini benar-benar telah meninggalkan zahwat dunia.

Yang dilarang itu hubb ud-dunya (mencintai dunia), bukan memiliki dunia. Karena hubb al-dunya itu awwalu al-fitan (ujian yang pertama). Dan orang yang menjadikan dunia ini di depannya, maka dunia akan menjadi tirai bagi dia dengan Allah SWT. Seharusnya dunia diposisikan di belakang, bukan di depan manusia.

Dunia, seharusnya dijadikan sebagai kendaraan belaka. Jangan dunia dulu, akhirat, surga, baru Allah SWT. Ini satu kesalahan luar biasa yang menyebabkan kita terhijab terus-menerus dengan Allah SWT. Mengapa dunia tidak boleh menjadi tujuan? Dunia itu mata' al-ghurur (menipu, red.). Pesonanya akan menghantar pada syahwat, dunia itu hina, kotor, gelap dan sebagainya. 

Bahkan kyai subhan juga menjelaskan tentang maqom Tajrid dan Asbab, dimana disampaikan dengan menukil pendapat Imam Atha`illah berkata, jika seorang hamba sudah Allah tempatkan dia pada posisi Tajrid. Artinya, ia ditakdirkan Allah untuk mengabdi kepada Allah melalui ibadahnya, fokus pada aktifitas ibadahnya, kebbutuhan dunianya telah Allah cukupi. Namun ia malah menghendaki posisi Asbab (kebutuhannya tercukupi dengan cara berusaha), maka orang seperti ini termasuk orang yang telah tertipu sehingga terkorbankannya cita-cita yang tinggi, yaitu pertolongan Allah secara langsung padanya. Ia malah memilih untuk ditolong oleh dirinya sendiri, bukan oleh Allah langsung.

Begitupun sebaliknya, hamba yang Allah tempatkan pada posisi Asbab (harus berusaha untuk bisa tercukupinya kebutuhan), namun ia malah menghendaki dan menginginkan posisi Tajrid, maka yang seperti ini termasuk terbujuk oleh nafsu syahwat yang njlimet. Ia ingin dipandang menjadi hamba yang zuhud dimata manusia, akan tetapi sebetulnya hatinya selalu berharap pada apa yang ditangan manusia.

Pesan Kyai Subhan jangan suka Buhud, yaitu menghina atau ngece makhluk lain, lebih baik husnudzon saja itu lebih baik. Belum tentu makhluk yang kita hina itu sebenarnya tidak sesuai dengan yang kita sampaikan, tujuan kita hidup ini untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Tidak ada orang itu suka kepada kita ini, sangat mustahil karena kita ini masih manusia tempat kesalahan, sama juga orang itu tidak suka sama kamu semua, juga mustahil karena ini masuk penyakit puji-pujian, karena ini penyakit hati yang bisa menggelincirkan seseorang dalam urusan di dunia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun