Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama FEATURED

Hari Sungai, Sampah Berserakan, dan Kesulitan Air Saat Kemarau

27 Juli 2019   18:34 Diperbarui: 27 Juli 2021   07:00 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sejumlah warga sedang memungut sampah yang berada di bantaran sungai Ciliwung, Sabtu (20/5/2017).(Dokumentasi Komunitas Peduli Ciliwung)

Siapakah yang disalahkan? Warga itu sendiri atau menunggu ada kebijakan dari pemerintah untuk mengambil sampah? 

Bayangkan jika masyarakat acuh tak acuh atau tidak mau membersihkannya, dan kondisi seperti ini menyebar di beberapa desa. 

Untuk melihat kondisi sungai itu baik, bila hulu dan hilirnya diperbaiki, hulunya jangan ada perubahan fungsi hutan, masyarakat harus menjaga hutan agar hutan lindung masih lestari, sumber mata air di jaga dengan baik, melalui penanaman pohon besar dan menyerap air yang tinggi, kemudian tidak ada upaya penambangan liar sekitar aliran DAS. 

Di bagian hilir juga harus dijaga tidak ada pembuangan sampah ke sungai, sungai harus bersih dan rindang, tidak ada bangunan liar di atas irigasi sungai, termasuk saat ada sampah yang menggunung di aliran DAS, segera di bersihkan dan dibuang ke lokasi TPA yang sudah disediakan oleh Pemerintah Daerah. 

Pengelolaan sungai harus profesional dan selalu diawasi, budaya mencuri air lewat penyerobotan air dengan membuat aliran yang dilubangi lalu dialirkan ke lahan sawahnya jelas tidak diperbolehkan.

Ini artinya bisa jadi ancaman yang serius, harusnya air itu menjadi jatahnya bagi desa yang sesuai jadwal pengaliran air, diserobot oleh oknum yang ingin memanfaatkan air. Mereka bahwa berani bayar mahal kepada oknum asal mendapatkan jatah air. 

Saat musim penghujan, terkadang air dibiarkan lepas sampai ke laut, belum ada upaya menangkap air yang berlebihan dan dimasukan ke dalam waduk atau bak penampung air untuk dijadikan sumber air dan bisa dialirkan untuk sektor pertanian.

Bahkan cenderung lahan pertanian banyak yang terendam karena kebanjiran, karena beberapa sumbatan air masih belum diperbaiki, merugilah usaha yang sudah dilakukan oleh para petani. Betapa pentingnya penataan irigasi baik saat musim kemarau dan musim penghujan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun