Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama FEATURED

Hari Sungai, Sampah Berserakan, dan Kesulitan Air Saat Kemarau

27 Juli 2019   18:34 Diperbarui: 27 Juli 2021   07:00 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sejumlah warga sedang memungut sampah yang berada di bantaran sungai Ciliwung, Sabtu (20/5/2017).(Dokumentasi Komunitas Peduli Ciliwung)

Pemerintah pada tahun 2011 telah menetapkan tanggal 27 Juli sebagai Hari Sungai Nasional. Ketetapan ini termuat dalam Peraturan Pemerintah No.38 tahun 2011 tentang Sungai. 

Pada bunyi pasal 74 pada peraturan pemerintah tersebut adalah dalam rangka memberikan motivasi kepada masyarakat agar peduli terhadap sungai, tanggal ditetapkan peraturan pemerintah ini ditetapkan sebagai hari sungai nasional.

Masyarakat juga harus memahami apa itu DAS atau daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupaan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. (UU No. 7 tahun 2004 tentang sumber daya air).

Masalah DAS di Indonesia pada umumnya adalah banjir, produktivitas tanah menurun, pengendapan lumpur pada waduk saluran irigasi, proyek tenaga air, penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan kering dan konservasi yang tidak tepat). 

DAS menjadi penting karena dengan adanya DAS maka kesejahteraan para petani akan terangkat karena ketersediaan air akan terlayani dengan baik, dampaknya ketika petani membutuhkan air untuk mengaliri lahan pertanian, maka dengan mudah untuk mendapatkan air tersebut dan dialirkan ke lahan pertaniannya untuk dipergunakan sebagai sumber kehidupan tanaman.

Tanaman membutuhkan air yang cukup banyak, tidak mudah layu dan membikin tanaman semakin segar dan menghasilkan. 

Yang dinamakan dengan daerah DAS adalah hulu sungai, ditandai dengan berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga banyak jeram, tengah sungai, ditandai dengan relatif landai, terdapat meander, banyak aktivitas penduduk, berikutnya adalah Hilir sungai, ditandai dengan landai dan subur dimana banyak areal pertanian. 

Dokumentasi Eko Agus Susilo
Dokumentasi Eko Agus Susilo
Sungai di Musim Kemarau 

Fakta di lapangan, terutama di wilayah Brebes pada umumnya, sebagian sungai atau kali yang ada di wilayah pantai utara saat musim kemarau mengalami kekeringan, dan saat airnya tidak nampak, banyak berserakan limbah sampah, baik itu sampah plastik, sampah limbah rumah tangga.

Ragam sampah yang lainnya, tampaknya dibiarkan tidak ditangani dengan baik, sehingga saat penduduk membuang bekas cucian ke dalam sungai maka yang muncul adalah airnya hitam dan bisa berbau karena masih banyak sampah yang berserakan dan tidak dibersihkan.

Disaat nanti ada air yang mengalir, maka sampah akan mengikuti aliran sungai dari hulu ke hilir, dampaknya nanti akan ada penyumbatan pada pintu air, dan warga yang berada di kompleks pintu air,  harus merasakan bau sampah dan harus mengadu ke siapa jika sudah begitu. 

Siapakah yang disalahkan? Warga itu sendiri atau menunggu ada kebijakan dari pemerintah untuk mengambil sampah? 

Bayangkan jika masyarakat acuh tak acuh atau tidak mau membersihkannya, dan kondisi seperti ini menyebar di beberapa desa. 

Untuk melihat kondisi sungai itu baik, bila hulu dan hilirnya diperbaiki, hulunya jangan ada perubahan fungsi hutan, masyarakat harus menjaga hutan agar hutan lindung masih lestari, sumber mata air di jaga dengan baik, melalui penanaman pohon besar dan menyerap air yang tinggi, kemudian tidak ada upaya penambangan liar sekitar aliran DAS. 

Di bagian hilir juga harus dijaga tidak ada pembuangan sampah ke sungai, sungai harus bersih dan rindang, tidak ada bangunan liar di atas irigasi sungai, termasuk saat ada sampah yang menggunung di aliran DAS, segera di bersihkan dan dibuang ke lokasi TPA yang sudah disediakan oleh Pemerintah Daerah. 

Pengelolaan sungai harus profesional dan selalu diawasi, budaya mencuri air lewat penyerobotan air dengan membuat aliran yang dilubangi lalu dialirkan ke lahan sawahnya jelas tidak diperbolehkan.

Ini artinya bisa jadi ancaman yang serius, harusnya air itu menjadi jatahnya bagi desa yang sesuai jadwal pengaliran air, diserobot oleh oknum yang ingin memanfaatkan air. Mereka bahwa berani bayar mahal kepada oknum asal mendapatkan jatah air. 

Saat musim penghujan, terkadang air dibiarkan lepas sampai ke laut, belum ada upaya menangkap air yang berlebihan dan dimasukan ke dalam waduk atau bak penampung air untuk dijadikan sumber air dan bisa dialirkan untuk sektor pertanian.

Bahkan cenderung lahan pertanian banyak yang terendam karena kebanjiran, karena beberapa sumbatan air masih belum diperbaiki, merugilah usaha yang sudah dilakukan oleh para petani. Betapa pentingnya penataan irigasi baik saat musim kemarau dan musim penghujan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun