Mohon tunggu...
Tommy Patrio Sorongan
Tommy Patrio Sorongan Mohon Tunggu... Penulis - Bocah Kaliabang Dukuh Bekasi

Bukan ahli macem-macem... menulis hanya untuk mempertanyakan sesuatu yang dilihat dan dirasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kehidupan "Tiyang Jawi" di Groningen, Belanda

7 Juli 2020   08:14 Diperbarui: 7 Juli 2020   20:29 2866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Jawa Groningen. dokpri

bus listrik di Groningen. dokpri
bus listrik di Groningen. dokpri
Singkat cerita, bus elektrik nomor 1 itu sudah stand-by menunggu jam keberangkatannya. Langsung dengan cepat saya hampiri bus itu dan naik. Di dalam bus itu baru saya seorang dan seorang supir bis yang perawakannya bukan seperti bule pada umumya.

Selang 5 menit tiba-tiba sang supir berteriak pada saya dengan Bahasa Belanda yang saya tidak ketahui.

Saya menjawab "Sorry I don't speak dutch".

Sang supir menanyakan "You Speak English?"

"yes, I do," balas saya

Beliau lanjut bertanya lagi "Melayu?" 

Saya jawab "Melayu, boleh" sambil ada rasa kaget juga dalam diri saya, wah boleh juga ini driver. Kekagetan saya tidak sampai di situ, si supir langsung mengatakan "Boso Jowo??" Sontak saya merasa terkejut dan senang. Dengan perasaan bangga saya menjawab, "saget, Pak". 

Si Pak Driver-pun tersenyum sembari mengatakan "Enteni sik yoo, aku arep ning toilet sikk" yang berarti: tunggu dulu yaa, saya mau ke toilet dulu.

Saya timpali pernyataan Pak Driver itu dengan teriakan "oke !!!". Waduh senang bercampur bangga menyelimuti perasaan saya. Ternyata ada juga wong'e dewe di Eropa hahaha.

Sekembalinya dari toilet, si driver ini kembali ke bus dan menjalankan kendaraannya. Di tengah jalan beliau menyuruh saya untuk maju ke sebelah kabinnya untuk ngobrol santai, mengingat toh juga bus dalam kondisi kosong. Beliau memperkenalkan namanya yaitu Peter Admodjo, nama yang khas untuk seorang Jawa Suriname. 

Memang biasanya Orang Jawa Suriname menamai anaknya dengan western name dilanjutkan nama keluarga. Pembicaraan kita berlanjut ketika beliau mulai bertanya pada saya soal-soal kehidupan saya seperti apa saya studi di sini, jurusan apa, dan tinggal di mana dengan Bahasa jawa Ngoko atau bahasa Jawa kasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun