Mohon tunggu...
Kawe Shamudra
Kawe Shamudra Mohon Tunggu... wiraswasta -

seorang peladang yang di sela-sela kesibukannya mengolah lahan selalu menyempatkan menulis catatan harian. Saat ini sedang menulis buku "Silurah Desa Tua".

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pesona Curug Bidadari dan Situs Ganesha Batang

28 Januari 2016   07:19 Diperbarui: 28 Januari 2016   18:42 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam lorong ini terdapat beberapa kedung (kolam) alami dengan air jernih. Kanan-kiri berupa tebing batu tegak lurus setinggi 70-an meter dan dihuni kawanan kelelawar. Itulah sebabnya tempat ini disebut juga Dinding Batu.
Setelah melintasi lorong ini, keindahan air terjun dan kolam-kolam alami berair jernih bisa dinikmati. Air di kedung berwarna hijau kebiru-biruan. Warna tersebut dipengaruhi oleh dasar kedung yang bermaterikan batu hitam. Kedalaman kedung berubah-ubah tergantung musim. Jika musim kemarau debit air menurun sehingga kedalaman kedung kurang lebih 1-2 meter sehingga pengunjung bisa masuk ke dalam lorong sampai ke pusat curug. Namun jika musim hujan lokasi ini berbahaya dimasuki, selain airnya deras, kedung juga dalam. Karena berbahaya, jika musim hujan wisata ini akan ditutup.

Curug Bidadari merupakan bagian dari sungai Sumilir yang merupakan batas wilayah kabupaten Batang dan Pekalongan. Sebutan Curug Bidadari sebenarnya muncul baru-baru ini setelah masyarakat luas bisa mengakses tempat ini. Menurut cerita yang beredar, disebut Curug Bidadari karena pada jaman dahulu pernah ada cerita seorang penggembala yang melihat 7 bidadari sedang mandi di kedung. Sebelumnya warga sekitar menyebutnya Gupit (Bahasa Kawi) yang artinya senthong, paturon atau kamar. Pada lorong sungai memang terdapat ruang tersembunyi di balik dinding batu. Ada lagi yang menyebut Pingidan yang berarti putri. Maka kedung yang berada di tempat ini dijuluki Kedung Putri.

Konon tempat ini dijadikan petirtaan putri-putri kerajaan. Tidak jelas, apakkah dinding-dinding batu ini hasil pahatan manusia zaman kuna atau murni terbentuk secara alami. Namun belum ada penelitian tentang keterkaitan tempat ini dengan Situs Ganesha.

Pernah ada rencana untuk merevitalisasi Situs Ganesha menjadi sebuah obyek wisata bertaraf internasional yang diprakarsai Yayasan Syailendra yang berpusat di Jakarta. Namun rencana tersebut sampai kini belum teralisasi.
Sejauh ini keberadaan wisata Situs Ganesha belum dikelola secara maksimal. Di lokasi situs baru dibangun cungkup pengaman.

Pengunjung yang ingin mendatangi lokasi ini juga masih terkendala infrastruktur yang belum memadai. Jalan dari arah Kecamatan Wonotunggal menuju Silurah sudah cukup bagus, namun jalur dari Silurah menuju lokasi situs (kurang lebih 1 km) belum diaspal dan kondisinya licin jika musim hujan. Jalan ini kurang aman karena berada di dekat jurang dan menuruni lembah. Sebagian pengunjung memilih jalur arternatif antara lain lewat desa Purbo Kecamatan Talun. Atau bagi yang menyukai jalan kaki sudah tersedia jalur baru dari Dukuh Silegok Desa Sodong. Dengan dibangunnya jalan ini, akses menuju Situs Ganesha menjadi lebih dekat dan mudah.

Sementara ini pengunjung belum dikenai tiket masuk. Hanya saja pengunjung yang membawa kendaraan dikenai biaya parkir. Sejak wisata Curug Bidadari dibuka untuk umum, jumlah pengunjung meningkat drastis. Jika dikelola dengan baik dengan perencanaan yang matang, bukan tidak mungkin objek wisata ini kelak akan menjadi primadona masyarakat.


Pesona alam dan warisan sejarah tersebut telah menginspirasi sejumlah penulis untuk membuat buku. Sedikitnya saat ini sudah ada tiga penulis yang mengabadikannya dalam buku antara lain Silurah Desa Tua (catatan budaya), Pelangi Curug Bidadari (Kumpulan Puisi) dan Misteri Curug Bidadari (Novel). Bukan tidak mungkin karya-karya tersebut nantinya akan menambah popularitas Curug Bidadari dan Situs Ganesha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun