Mohon tunggu...
Kawe Shamudra
Kawe Shamudra Mohon Tunggu... wiraswasta -

seorang peladang yang di sela-sela kesibukannya mengolah lahan selalu menyempatkan menulis catatan harian. Saat ini sedang menulis buku "Silurah Desa Tua".

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Horor Rasa Pantura

18 Juni 2014   04:53 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:18 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

WABAH pembuatan film horor kini merambah wilayah Pantura. Tesis Pictures, sebuah Production Housedi Pekalongan sedang ancang-ancang menggarap film horor lokal yang disutradarai Teguh Santosa.Proyek berlabel Pekalongan Horror Stories ini mengambil lokasi di sekitar Pekalongan, Karang Anyar, Batang dan Pemalang terutama tempat-tempat yang dianggap menyeramkan.

Menurut Teguh Santosa, Pekalongan Horror Stories adalah konsep film layar lebar berbasis "true horror event" yang dibuat berdasar pengalaman dan cerita sebenarnya, kemudian dikemas sesuai kebutuhan adaptasi ke visualisasi filmis. Kisah pengalaman horornya diinspirasi dari cerita-cerita yang ada di Pekalongan.

Empatjudul film pendek horor yangdisiapkan yaitu Wirit, Mistik Losmen Kuno,Mistik Kost serta Misteri Pabrik Batik. Filmberdurasi masing-masing15-20 menit itu digabungkan menjadi satu tontonan utuh agak lebih menegangkan. Rencananya akan ditayangkan di mal-mal Pekalongan dan Tegal pada hari raya Idul Fitri mendatang selama beberapa hari.

Film tersebut akan didukung Sinematografer dari Jakarta yaitu Eko Nobel dan editor terbaik FFI 2003 Dewi S Alibasa, sedangkan Syauki Sani (putra Asrul Sani) bertidak sebagai co writer. Artis Jakarta yang diundang diantara Athoy Herlambang, Yanto Tampan dan Julian Kunto sebagai bintang tamu. Diramaikan juga oleh para artis dangdut Pekalongan, Batang dan tak ketinggalan artis lokal Arlan Kombor yang sudah kondang di Pekalongan.

Proyek tersebut memberi ruang bagi siapa saja yang memiliki talent menjadi bintang untuk mengikuti casting anak-anak, remaja mupun orang tua. Ini salah satu upaya mengangkat potensi lokal dan mencari bibit pemain yang potensial dari daerah. Bagi yang berminat bisa datang ke basecamp Tesis Pictures di Griya Pringlangu Indah Kampung Damai No.48B Pekalongan Barat. Bagi pemula dan sama sekali belum punya pengalaman acting, bisa mengikuti workshop jadi bintang yang akan dipersiapkan untuk film-film tersebut.

Mengemas Lokalitas

Sesuai karakteristiknya, film horor diproduksi untuk memancing emosi berupa ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya dengan menampilkan tema-tema tentang dunia roh, supranatural, penyakit mental atau tokoh-tokoh jahat.

Selamabeberapa dasawarsa, film horor Indonesia didominasi produk-produk sentralistik dengan tema-tema cerita yang secara umum sudah dikenal masyarakat, misalnya kisah-kisah mistis seputar sundel bolong, wewe, pocong, penguasa laut, danlain-lain.

Jaman dahulu para pekerja film masih langka dan iklim kreativitasnyaselalu berangkatdari kota-kota besar seperti Jakarta.Maklum fasilitas untuk pembuatan film saat itu masih sangat terbatas dan hanya bisa diakses orang-orang tertentu.

Berbeda dengan era diigital sepertisaat ini, ketika piranti untuk membuat film bisa didapat dengan mudah dan murah, sehingga siapa pun bisa membuat film untuk tujuan komersial maupun sekadar hobi.

Kondisi ini memunculkan trend baru,yakni bangkitnya sineas-sineas lokal yang mencoba berkarya dengan menancapkan identitas kedaerahan. Tidak heran jika di sejumlah daerah muncul komunitas film maupun rumah produksi yang memberikan perhatian khusus terhadap aset-aset lokal seperti setting lokasi, aktor, penulis skenario dan lainnya.

Tidak berlebihan jika muncul semacam optimisme bahwa di masa mendatang film-film bertema lokalitas memiliki prospek cerah, terutama dengan adanya perubahan sikap penonton serta dukungan media elektronikterutama hadirnya stasiun televisi di daerah.

Selain itu, tumbuhnya perfilman di daerah diharapkan dapat memikat investor dan pengusaha-pengusaha daerah untuk mengais keuntungan di bidang film.Ada daya tarik psikologis ketika film horor hadir dalam nuansa kedaerahan, dimana masyarakat penonton akan disuguhi ramuan cerita yang dipungut dari daerah sendiri.

Daerah Pekalongan dan sekitarnya sesungguhnya memiliki banyak sumber cerita horor yang bisa digali dari legenda-legenda yang ada dalam masyarakat. Tentunya dibutuhkan pendekatan yang humanisdan kreatif dengan memperhatikan kondisi masyarakat.

Sebagai karya seni, film horor tidak lepas dari penilaian pro-kontra dari masyarakat. Film horor umumnya diasosiasikan dengan kekerasan, eksploitasi dan penebar ketakutan. Bahkanoleh kalangan tertentu film horor sering dianggap menyesatkan.

Apapun reaksinya, pembuatan film horor dengan cita rasa Pantura layak diapresiasi karena turut menggairahkan kehidupan seni-budaya di daerah. Mudah-mudahan film-film yang diproduksi benar-benar dapat menjadi hiburan alternatif. Masyarakat tidak terus-menerus disuguhi film-film horor metropolis maupun horor impor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun