Mohon tunggu...
Pena Kusuma
Pena Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum

Saya adalah content writer yang berfokus pada penulisan seputar Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika (STEM), serta update terkini mengenai dunia militer dan geopolitik. Mohon doanya juga, insyaallah saya bisa lolos sekali tes dalam seleksi PAPK TNI tahun 2027.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Indonesia Kini Punya A400M: Pesawat 37-Ton Penjaga Bencana & Raja Udara ASEAN

1 Agustus 2025   22:26 Diperbarui: 3 Agustus 2025   00:45 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A400M (Sumber: KOMPAS.com/Erwina Rachmi Puspapertiwi & Inten Esti Pratiwi)

Indonesia membeli pesawat Airbus A400M Atlas (MSN148) sebagai langkah besar dalam meningkatkan kemampuan angkut udara dan menjadi operator ke-10 di dunia. Pesawat ini, yang dijadwalkan terbang pertama kali pada 31 Juli 2025 di Sevilla, Spanyol, dan akan dikirim pada akhir 2025, mampu membawa beban hingga 37 ton, menempuh jarak 2.400 mil laut dengan muatan 30 ton, serta beroperasi di landasan tidak beraspal dengan kekuatan terbatas, penting untuk wilayah kepulauan. Akuisisi ini menggantikan peran pesawat taktis seperti C-130J dan CN-295 menjadi kemampuan multirole strategis dengan daya angkut empat kali lipat, mendukung misi bantuan bencana di landasan rusak seperti saat tsunami Palu 2018, serta memperkuat pengaruh Indonesia di wilayah maritim ASEAN. Analisis juga menyoroti kerja sama industri dengan PT Dirgantara Indonesia, kesesuaian kontrak dengan UU 16/2012 tentang industri pertahanan, serta kepatuhan terhadap regulasi ekspor ganda Uni Eropa 2021/821, sambil menilai risiko hukum berdasarkan preseden arbitrase internasional.

Airbus A400M Atlas MSN148 (varian Block 8) menggunakan empat mesin turboprop EuroProp TP400-D6 bertenaga 11.000 shp, sistem avionik Honeywell Primus Epic 2.0 dengan kontrol fly-by-wire, serta kabel kelistrikan sesuai standar militer STANAG 4671. Dibandingkan C-130J, A400M mampu membawa muatan 37 ton (empat kali lebih besar), menempuh jarak 2.400 mil laut dengan 30 ton muatan, dan beroperasi di landasan tanah dengan kekuatan terbatas (PCN 25), sedangkan C-130J hanya 9,3 ton dan terbatas di PCN 45. Uji terbang pertama pada 31 Juli 2025 menunjukkan pesawat mampu menahan beban gaya -2,5g hingga +3,5g di ketinggian 15.000 kaki, mempertahankan performa mesin 98% N1 pada kecepatan jelajah 280 knot, dan membawa 20 ton bantuan sejauh 1.800 mil laut dari landasan pendek di bawah 900 meter, penting untuk operasi bencana. Konfigurasinya fleksibel, bisa dipakai untuk pengisian bahan bakar udara dengan dua pod berkapasitas 110.000 liter, evakuasi medis hingga 66 tandu dengan fasilitas ICU, serta pengembangan tangki 20.000 liter untuk pemadaman kebakaran.

A400M (Sumber: AVIATREN.com) 
A400M (Sumber: AVIATREN.com) 

Dalam kontrak pembelian A400M, Indonesia diwajibkan memenuhi skema offset sesuai Perpres 61/2023 yang mencakup investasi 150 juta untuk meningkatkan fasilitas PT Dirgantara Indonesia agar mampu memproduksi sayap komposit, serta memenuhi 35% kandungan lokal untuk komponen pemeliharaan. Proyeksi pengembalian investasi diperkirakan tercapai pada tahun ke-12 atau sekitar 2037. Transfer teknologi meliputi perakitan rangka pendarat dari Liebherr ke PTDI mulai 2026, produksi kabel avionik dari Thales, dan pemasangan autoclave untuk panel komposit dari Airbus, yang sekaligus memperkuat kemampuan industri dirgantara nasional.

Analisis hukum akuisisi A400M menunjukkan kontrak ini mengikuti UU 16/2012 Pasal 56 yang mewajibkan alih teknologi melalui kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia, sementara Permenkumham 8/2021 melindungi aset militer dari penyitaan. Dari sisi ekspor, pesawat ini masuk Kategori 6 dalam Regulasi Dual-Use Uni Eropa 2021/821, namun menggunakan jalur Foreign Military Sale yang bebas lisensi berdasarkan ITAR 38. Untuk penyelesaian sengketa, kontrak mengacu pada yurisdiksi ICSID dengan preseden kasus Planet Mining v. Indonesia yang menolak klaim berbasis penipuan, serta menyediakan alternatif arbitrase mengikat di bawah aturan UNCITRAL jika terjadi perselisihan kontrak.

A400M (Sumber: Karosatuklik.com) 
A400M (Sumber: Karosatuklik.com) 

Akuisisi A400M memberi Indonesia kemampuan militer strategis dengan jangkauan hingga 1.300 mil laut dari Jakarta sambil membawa 30 ton muatan, memungkinkan proyeksi kekuatan ke seluruh ASEAN. Pesawat ini juga dapat mengisi bahan bakar F-16 dan V-22 Osprey, meningkatkan kerja sama latihan dengan AS dan ANZAC. Dalam misi kemanusiaan, A400M mampu mengangkut bantuan setara delapan C-130 ke landasan rusak seperti saat tsunami Palu 2018, serta direncanakan dilengkapi kit pemadam kebakaran pada 2027, menjadikannya aset penting untuk tanggap bencana dan operasi darurat nasional.

Pembelian A400M memberi Indonesia keunggulan teknis dengan kemampuan membawa 37 ton ke landasan tidak siap (PCN 25), mendorong pertumbuhan industri lewat produksi komposit PT Dirgantara Indonesia yang ditargetkan siap pada 2028, serta memastikan perlindungan hukum melalui kekebalan aset militer dan preseden ICSID terkait penipuan kontrak. Ke depan, perlu dipantau daya tahan mesin TP400-D6 di iklim tropis dan keberhasilan pengembalian investasi offset sesuai proyeksi agar manfaat strategis, industri, dan hukum dari program ini benar-benar tercapai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun