Mohon tunggu...
Adriansyah Abu Katili
Adriansyah Abu Katili Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo.

Saya dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Memiliki hobi membaca dan menulis. Saya membaca buku fiksi maupun non fiksi dan puisi. Saya juga suka menulis, baik tulisan ilmiah, ilmiah populer, fiksi, dan puisi.,

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pencitraan, Burukkah?

7 September 2023   14:09 Diperbarui: 7 September 2023   18:49 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah dia tidak sedang bersedih? Jangan-jangan dia sedang memendam kesedihan namun dia berusaha keran untuk tidak menampkkan itu pada pemirsa. Dia tersenyum, dia mengeluarkan kata-kata yang cerah. Maka pemirsa mendapatkan citra seorang penyiar yang hebat, profesional.

Hal yang sama terjadi pada seorang penyiar radio. Saya teringat cerita yang saya dengar dari sebuah stasiun radio. Bagaimana sang penyiar, saat bertugas, saat mengudara, mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia saat itu. Sang penyiar tentu saja sangat sedih. 

Namun dia berjuang keras agar kesedihannya itu tidak sampai mempengaruhi nada suaranya. Maka dia tetap melakukan kewajibannya secara profesional, dan pendengar tidak mendeteksi rasa duka yang sangat mendalam dalam hati sang penyiar. 

Dia berhasil membangun citra sebagai seorang penyiar yang handal demi tuntutan pekerjaannya. Pencitraan itu dapat diterima karena berkenaan dengan profesi public.

Ilustrasi ketiga, seorang pendidik sedang menjalankan tugas kewajibannya mengajar. Dia harus tetap membangun cita sebagai pendidik yang profesional saat sedang mengajar. 

Sama seperti presenter televisi yang harus menyembunyikan masalah pribadinya agar tidak sampai mengganggu tugas dan kewajibannya. 

Pada saat itu peserta didik mendapatkan citra seorang pendidik yang profesional, yang mampu membawa peserta didik dalam suasana belajar yang kondusif.

Ilustrasi keempat, seorang dokter yang sedang berpraktek mengobati pasiennya. Saat tiu dia sedang memiliki masalah pribadinya yang sangat mengganggu hatinya. 

Di sisi lain dia harus bersikap professional dalam menghadapi pasiennya. Jangan sampai pasiennya menangkap suasana hatinya dan ini sangat mengganggu kelancaran proses pengobatan.

Ilustrasi kelima, berkenaan dengan pakaian saat kita menghadiri acara resmi. Pakaian luar yang kita kenakan, jas, pakaian batik, atau pakaian lainnya pasti sangat bersih dan rapi. 

Tapi pakaian dalaman, entau itu kaus singlet atau sejenisnya, bisa saja sudah usang atau tidak rapi tapi kita tidak perduli. Mengapa? Karena pakaian dalam hanya untuk kenyamanan atau fungsi lain sebagai penyerap keringat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun