Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Anakku yang Ayu Mengistilahkan Idul Fitri "Lebaran Uang"

5 April 2024   13:52 Diperbarui: 5 April 2024   13:57 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat lebaran harus ke luar daerah_Dokpri

Namanya Zalfa, anak gadisku yang tumbuh sehat cerdas dan ayu. Bukan memuji karena darah keturunan sendiri, tetapi sebagian orang mengatakan demikian. Santun, peduli terhadap sesama memunculkan karakter bijaksananya. Tak pelak para gurunya juga ikut bangga kepadanya.

Suara lantang saat diberi tugas menderes alqur`an. Rajin ibadah karena didikan keras ibunya. Kamipun punya cerita-cerita lucu masa-masa kecilnya. Masa di mana seorang anak melakukan spontan tanpa dituntun atau diajarinya.

Zalfa kecil imut, si bocah lucu yang menjadi sumber keceriaan keluarganya. Dia adalah si bungsu dari empat bersaudara yang selalu menarik perhatian dengan kecerdasannya. Namun, ada satu hal yang membuatnya benar-benar istimewa: caranya yang unik dalam menyikapi perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.

Setiap tahun, saat bulan Ramadan tiba, Zalfa sudah siap-siap untuk merayakan Lebaran. Baginya, Lebaran bukan hanya soal kue-kue manis atau baju baru, tetapi juga tentang "Lebaran Uang". Sejak usia 2 tahun, dia sudah diajak bersilaturahim oleh keluarganya. Setiap rumah yang mereka kunjungi, Zalfa selalu diberi uang sebagai angpaonya. Dia bahkan kadang-kadang berkelit agar bisa menambah banyak angpao!

Di bulan yang lain, ketika tiba saatnya untuk merayakan Idul Adha, suasana di rumah Zalfa berubah total. Zalfa dengan antusias menyebutnya sebagai "Lebaran Sapi". Baginya, ini adalah saat-saat yang paling dinantikan, karena setiap tahun di komplek keluarganya membeli sapi kurban. Meskipun Zalfa masih kecil, dia sangat ingin tahu dan bersemangat untuk melihat sapi tersebut.

Tahun berikutnya saat takbir bergema Zalfa bertanya kepada ibunya, "Bu, hari ini lebaran uangkah?"
Mendengar pertanyaan anaknya ibunya menjawab, Lho, Kok Lebaran uang to, Nak?"
"Iya, setiap lebaran, Zalfa Kan dikasih uang, kalau ikut ibu sama Bapak."
Mendengar jawaban Zalfa ibunya tertawa terkekeh-kekeh.


Saat idul adha datang Zalfa menyebutnya lebaran sapi. Karena disela-sela takbir banyak sapi-sapi kurban berderet diikat dipatok-patok. Dia juga yakin jika hari itu tidak akan mendapatkan angpao.

Namun, ada satu momen yang selalu membuat semua orang tersenyum. Saat keluarganya memotong sapi kurban, Zalfa dengan polosnya bertanya, "Kenapa nggak ada angpao dari sapi?". Semua orang tertawa mendengarnya dan mencium aroma humor dalam kepolosannya.

Dari situlah, tradisi merayakan Idul Adha di keluarga Zalfa semakin berarti dan penuh dengan kebahagiaan serta kedamaian. Dan Zalfa, sang anak bungsu yang ceria, menjadi teladan bagi mereka semua tentang pentingnya menghargai tradisi dan nilai-nilai keagamaan.

Babulu, 5 April 2024
#Penadebu_Anakku yang Ayu Mengistilahkan idul Fitri "Lebaran Uang"
#ramadan bercerita 2024
#ramadan bercerita 2024 hari 26
#@kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun