Namanya Zalfa, anak gadisku yang tumbuh sehat cerdas dan ayu. Bukan memuji karena darah keturunan sendiri, tetapi sebagian orang mengatakan demikian. Santun, peduli terhadap sesama memunculkan karakter bijaksananya. Tak pelak para gurunya juga ikut bangga kepadanya.
Suara lantang saat diberi tugas menderes alqur`an. Rajin ibadah karena didikan keras ibunya. Kamipun punya cerita-cerita lucu masa-masa kecilnya. Masa di mana seorang anak melakukan spontan tanpa dituntun atau diajarinya.
Zalfa kecil imut, si bocah lucu yang menjadi sumber keceriaan keluarganya. Dia adalah si bungsu dari empat bersaudara yang selalu menarik perhatian dengan kecerdasannya. Namun, ada satu hal yang membuatnya benar-benar istimewa: caranya yang unik dalam menyikapi perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.
Setiap tahun, saat bulan Ramadan tiba, Zalfa sudah siap-siap untuk merayakan Lebaran. Baginya, Lebaran bukan hanya soal kue-kue manis atau baju baru, tetapi juga tentang "Lebaran Uang". Sejak usia 2 tahun, dia sudah diajak bersilaturahim oleh keluarganya. Setiap rumah yang mereka kunjungi, Zalfa selalu diberi uang sebagai angpaonya. Dia bahkan kadang-kadang berkelit agar bisa menambah banyak angpao!
Di bulan yang lain, ketika tiba saatnya untuk merayakan Idul Adha, suasana di rumah Zalfa berubah total. Zalfa dengan antusias menyebutnya sebagai "Lebaran Sapi". Baginya, ini adalah saat-saat yang paling dinantikan, karena setiap tahun di komplek keluarganya membeli sapi kurban. Meskipun Zalfa masih kecil, dia sangat ingin tahu dan bersemangat untuk melihat sapi tersebut.
Tahun berikutnya saat takbir bergema Zalfa bertanya kepada ibunya, "Bu, hari ini lebaran uangkah?"
Mendengar pertanyaan anaknya ibunya menjawab, Lho, Kok Lebaran uang to, Nak?"
"Iya, setiap lebaran, Zalfa Kan dikasih uang, kalau ikut ibu sama Bapak."
Mendengar jawaban Zalfa ibunya tertawa terkekeh-kekeh.
Saat idul adha datang Zalfa menyebutnya lebaran sapi. Karena disela-sela takbir banyak sapi-sapi kurban berderet diikat dipatok-patok. Dia juga yakin jika hari itu tidak akan mendapatkan angpao.
Namun, ada satu momen yang selalu membuat semua orang tersenyum. Saat keluarganya memotong sapi kurban, Zalfa dengan polosnya bertanya, "Kenapa nggak ada angpao dari sapi?". Semua orang tertawa mendengarnya dan mencium aroma humor dalam kepolosannya.
Dari situlah, tradisi merayakan Idul Adha di keluarga Zalfa semakin berarti dan penuh dengan kebahagiaan serta kedamaian. Dan Zalfa, sang anak bungsu yang ceria, menjadi teladan bagi mereka semua tentang pentingnya menghargai tradisi dan nilai-nilai keagamaan.
Babulu, 5 April 2024
#Penadebu_Anakku yang Ayu Mengistilahkan idul Fitri "Lebaran Uang"
#ramadan bercerita 2024
#ramadan bercerita 2024 hari 26
#@kompasiana.com