Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menakar Rasa Malu

19 Mei 2023   18:07 Diperbarui: 19 Mei 2023   18:21 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Oleh: Penadebu

Di negeri yang diterangi sinar matahari cerah,
Tersembunyi di balik tirai malam yang kelam,
Ada sebuah cerita yang terlukis dalam rasa malu,
Sebuah kisah yang tak terungkap oleh kata-kata.

Matahari bersinar elok dengan sinarnya yang memesona,
Namun, terkadang ia bersembunyi di balik tirai gelap,
Seperti rasa malu yang menyembunyikan kehadirannya,
Menyimpan ribuan rasa yang terpendam dalam jiwa.

Rasa malu mengintip dari sudut hati yang tersembunyi,
Menari dengan kilau yang samar dan penuh misteri,
Ia menakar ragam emosi yang tersembunyi dalam diri,
Menyulap setiap langkah menjadi kepastian yang tak pasti.

Tak mengenal waktu, rasa malu tiba begitu saja,
Ketika kita merasa rendah diri di hadapan dunia,
Tatap mata terjalin dalam diam yang penuh keheningan,
Dan kata-kata terkatup rapat di bibir yang gemetar.

Rasa malu bersembunyi seperti bayangan yang tak kasat mata,
Ia merayap perlahan, merasuki jiwa tanpa terduga,
Membakar pipi dengan warna merah padam yang malu,
Sebagai penanda bahwa kita juga manusia yang lemah.

Namun, janganlah terburu-buru menghakimi rasa malu,
Sebab di balik kelemahan yang tersirat ada kekuatan terpendam,
Rasa malu melahirkan kerendahan hati yang tulus,
Melatih kita menjadi pribadi yang lebih berempati.

Dalam kerendahan hati, kita menemukan kekuatan,
Sebagai manusia yang tak lepas dari kesalahan,
Rasa malu mengingatkan kita tentang etika dan moralitas,
Mendorong kita untuk bertindak dengan bijaksana.

Hargai rasa malu, hadapilah dengan rendah hati,
Sebab di situlah kita tumbuh dan berkembang,
Rasa malu mengukir kesadaran tentang batasan diri,
Mengajar kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Terimalah rasa malu sebagai hadiah yang berharga,
Ia mencerahkan jiwa dan membuka jalan menuju kebijaksanaan,
Menakarlah rasa malu dengan bijak dan kesadaran,
Dan jadikanlah setiap kesalahan sebagai langkah menuju kedewasaan.

Babulu, 19 Mei 2023
#Penadebu-Puisi Bebas-Menakar Rasa Malu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun