Roti panggang alpukat, latte susu oat, smoothie hijau, dan segala sesuatu yang ada di dalam mangkuk: jika Anda belum memakannya, Anda sudah melihatnya di Instagram.
Terlepas dari apakah Anda sendiri seorang milenial atau bukan, sulit untuk menyangkal bahwa generasi ini mengubah cara kita mengonsumsi dan memandang makanan.
Bagi kaum milenial, makanan tidak hanya tersedia untuk memuaskan rasa lapar kita, atau bahkan selera kita. Sekarang, bagaimana dan apa yang kita makan adalah gaya hidup, dan terkadang merupakan pernyataan politik.
Dan merek di seluruh dunia terobsesi. Baik itu LaCroix yang mendorong penggemar untuk memperdebatkan rasa terbaik mereka, atau Chipotle menarik pelanggan baru dengan sumber bahan yang transparan, tampaknya semua orang ingin lebih memahami dan memasarkan ke generasi milenial.
Untungnya, sebagai generasi yang mungkin memiliki tingkat keterlibatan media sosial tertinggi, kaum milenial berbagi banyak hal tentang diri mereka secara online - terutama dalam hal makanan.
Sebagai perusahaan intelijen media sosial, kami terpesona dengan bagaimana kebiasaan makan dari berbagai generasi dan kelompok sosial diekspresikan secara online. Dan sebagai pecinta kuliner yang juga milenial, saya ingin tahu berapa banyak orang lain di generasi saya yang berbagi selera dan pilihan makanan saya.
Jadi, tim peneliti data sosial melakukan penggalian. Sekarang, mereka akan membagikan poin penting dari laporan mereka, “What Millennials Eat.”
Namun, pertama-tama, mari kita jelajahi obsesi dunia dengan milenial lebih dalam.
Mengapa Dunia Begitu Terobsesi Dengan Kaum Milenial?
Milenial, atau kita yang lahir antara awal 80-an dan tahun 2000, mungkin merupakan demografi paling signifikan dalam hal pemasaran dan pengembangan produk.
Bagaimanapun, generasi milenial merupakan generasi pekerja terbesar, dan memainkan peran utama dalam menentukan budaya dan tren populer.
