Mohon tunggu...
Pelita monaldGinting
Pelita monaldGinting Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Tanah Karo

Guru Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asbak Segitiga

18 September 2019   22:48 Diperbarui: 18 September 2019   22:57 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Malam ini aku duduk di sebuah cafe di tengah kota kabanjahe di temani seorang sahabat. Aku duduk di antara kursi kursi yang tersusun rapi di ruang cafe ini.  Di meja ada gelas tempat sisa sisa minuman, mangkuk bekas makanan, tisu, asbak rokok, sebuah buku yang di sediakan oleh pemilik cafe.

 Malam ini hatiku gundah dan sedikit resah, entah apa yang membuat gundah dan resah aku pun tak tahu...! Aku merasa gerah terhadap cuaca yang tidak menentu. Kulihat waktu di handphone ku sambil menuliskan cerita pendek ini dan waktu indonesia Barat menunjukkan pukul 22.25.  Malam semakin larut pikirku, ku alihkan sejenak pandanganku ke luar ruangan yang berukuran sekitar 12 x 12 meter ini. Aku melihat di luar sana pedagang berjejer rapi menunggu pembeli. 

 Ku pandangi juga sebuah asbak di hadapanku yang terletak diam di atas meja tempat tanganku sandarkan. Bentuk asbak segi tiga berukuran panjang 5 cm x 3. Aku sentuh dan pandangi asbak tersebut ku ukir pakai jari telunjuk dan jempol ku.  Asbak ini terbuat dari ukiran kayu polos yang cukup sederhana. 

  Aku merasakan ada ketelitian, kesungguhan si pembuat asbak ini saat membentuk asbak ini sehingga menjadi sebuah asbak. Tapi sering kali terlewatkan siapa sebenarnya orang yang membuat asbak ini. 

 Aku terus memandangi  asbak segitiga ini,  dan mencoba masuk ke jiwa si pembuat yang tidak kukenal sama sekali.  Aku bisa merasakan sentuhan tangannya saat mempoles dan berimajinatif ketika membentuk kayu yang tadinya tak berbentuk menjadi Kayu yan bisa di manfaatkan bagi orang orang pecinta rokok.  

  Aku memutar asbak segi tiga, dan tetap saja bentuknya segitiga walau di putar ke segala arah.  

   Akhirnya kusadari asbak yang berada di hadapanku bukan lah sebuah kebetula,  asbak tersebut mampu mengalihkan ras gundah an resahku. Asbak segitiga ini mampu membentuk konsentrasiku walau tak sepenuhnya. 

  Terima kasih kepada si pembuat asbak segitiga dimana pun kau berada. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun