Sekadar untuk pengetahuan, Gedung Perjanjian Linggarjati awalnya berupa bangunan semi permanen milik Ibu Jasitem. Nasib Ibu Jasitem berubah dratis setelah pada tahun 1918 dinikahi Tuan Tersana, warga Belanda. Tiga tahun kemudian gubuk tersebut dirombak menjadi gedung permanen.
Pada tahun 1930 kepemilikinan bangunan berpindah tangan kepada Jacobus (Koos) Van Os. Bangunan itu semakin mentereng setelah dikontrak warga Belanda lainnya, Heiker dan diubah menjadi Hotel Rustoord. Hotel tersebut sangat dikenal bagi warga yang ingin berlibur di Kuningan.
Lagi-lagi kepemilikan gedung itu, berpindah tangan ketika Jepang menjajah Indonesia. Walau begitu, fungsinya sebagai hotel belum berubah, kecuali namanya diganti menjadi Hokay Ryokai. Namanya kembali berubah menjadi Hotel Merdeka, setelah bangsa Indonesia berdaulat penuh.
Nama Gedung Naskah Linggarjati baru muncul, setelah terjadi perundingan Indonesia dan Belanda. Pada tahun 1946 Belanda melakukan agresi kedua dan menguasai gedung tersebut. Bahkan pada tahun 1948-1950, Belanda menjadikan gedung itu sebagai markas militer.
Gedung tersebut benar-benar mencatatkan banyak sejarah. Dari rumah gubuk, jadi hotel, hingga markas militer. Uniknya lagi, gedung tersebut pernah dijadikan sekolah.Â
Pada zaman kemerdekaan gedung itu sangat dikenal sebagai Sekolah Negeri Linggajati, dengan jangka waktu 1950 hingga 1975. Baru pada tahun 1976 gedung tersebut diresmikan sebagai museum dengan nama Gedung Perjanjian Linggarjati.
Saat ini, Gedung Perjanjian Linggarti lebih banyak dikunjungi anak sekolah yang melakukan studi tour. Anak sekolah yang berkunjung ke sana jadi bisa melihat langsung, bagaimana ruangan-ruangan yang dipakai perundingan hingga bangsa Indonesia menggengam kemerdekaan.
Struktur bangunannya yang kokoh, membuat Gedung Perjanjian Linggarti belum banyak mengalami perubahan. Belum banyak bagian yang lapuk, karena perawatannya cukup baik.Â
Cuma, properti asli yang digunakan saat terjadinya Perundingan Linggarjati banyak yang hilang. Jadi properti semacam meja dan kursi merupakan barang replika.
Salah satu keunikan dari Gedung Perjanjian Linggarti, yakni banyak memiliki kamar. Sejatinya gedung tersebut tadinya memang sebuah hotel. Kamar-kamar tersebut sempat dijadikan ruang belajar, ketika gedung berfungsi sebagai sekolah.Â
Jadi sangat cocok, jika anak sekolah memilih Gedung Perjanjian Linggarjati sebagai salah satu lokasi kunjungan saat studi tour. Karena di sana tersimpan banyak catatan sejarah. (Anwar Effendi)***