Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Virus Corona, Meringankan Beban yang Dipikul Rukmana

13 April 2020   07:53 Diperbarui: 13 April 2020   07:59 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat beristirahat, ada saja warga yang membeli dagangan rukmana. (foto: dok. pribadi)

Namanya Rukmana. Sudah sepuluh tahun lebih pergi pulang Tanjungsari (Sumedang) ke Bandung. Di melakoni perjalanan 43 kilometer setiap hari. Di pundaknya memikul beban 50 kilogram aneka makanan ringan.

Sudah terbiasa kepanasan saat hari terik. Kalau hujan, terpaksa dia berteduh dalam kedinginan. Tidak ada keluh kesah sedikit pun. Dia berkeliling menawarkan dagangan dari rumah ke rumah.

Memang dia sudah banyak punya langganan. Walau begitu, bukan setiap hari langganannya membeli. Rukmana tetap semangat berangkat pagi, pulang sore hari. Di rumah anak istrinya menanti.

Untuk mengangkut aneka makanan ringan yang dipikulnya, Rukmana memanfaatkan dua kardus besar. Terlihat sangat sederhana sekali. Tapi memang itu yang bisa dilakukan Rukmana, yang bermodal kecil. Sementara makanan ringan yang dijual, dia kemas dalam beberapa kantong plastik ukuran besar.

Sebagian besar, makanan ringan yang dijual Rukmana berjenis keripik. Ada keripik kentang, keripik singkong, dan keripik pisang. Jenis keripik itu ada yang manis ada juga yang asin. Selain itu dia membawa juga donat kering ukuran kecil, makaroni, kue sus kering, kue kaktus hingga gurilem.

Yang membuat Rukmana banyak dikenal pelanggannya, karena dia murah hati. Dia tidak pelit seperti pedagang pada umumnya. Dalam artian, Rukmana membebaskan orang yang ditemuinya untuk mencicipi dagangannya, walau pada akhirnya tidak membeli.

"Ya, yang penting saya mah baik ke siapa saja dulu. Siapa tahu dengan begitu orang jadi tertarik. Kalau tidak jadi, ya nggak apa-apa. Mungkin lain waktu mereka akan ingat dan bisa beli kapan saja," begitu alasan Rukmana yang selalu menawar-nawarkan dagangannya untuk dicicipi.

Dia menambahkan, lagi pula kalau orang mencicipi tidak sampai habis seperempat kilo. Berdasarkan pengalamannya, orang kalau sudah mencicipi dibarengi dengan membeli. Yang dicicipi memang macam-macam kue, tapi membelinya satu jenis kue. Walau begitu Rukmana tidak merasa rugi.

Tiap kali Rukmana berhenti untuk membuka dasarannya, ada saja pembeli yang datang. Biasanya yang suka tanya-tanya harga, kalangan ibu-ibu. Kecuali para langganan tetapnya yang sudah tahu harga jual kue-kue Rukmana.

Rukmana menjajakan aneka keripik. (foto: dok. pribadi)
Rukmana menjajakan aneka keripik. (foto: dok. pribadi)

Sebenarnya kalau Rukmana berhenti dan membuka dasarannya, bukan sekadar menawarkan dagangan. Kesempatan itu dipakai juga oleh dirinya untuk istirahat setelah berkeliling dari satu komplek ke komplek perumahan lainnya.

Rukmana mengungkapkan, modal untuk berjualan aneka kue kering tersebut sehari mencapai Rp 1,3 juta. Kalau dagangannya habis semua dia bisa mengumpulkan uang Rp 1,5 juta. 

Artinya dia bisa mengantongi keuntungan Rp 200.000,00 per hari. Kalau lagi sepi dan ada kue yang tersisa, dia paling mendapat keuntungan Rp 100.000,00. Segitu juga sudah lumayan, bisa menyambung hidup sehari-hari.

Kehadiran Rukmana saat ini justru sangat dinanti para pelanggannya. Di saat orang-orang mulai susah keluar rumah, kue dagangan Rukmana jadi pilihannya. Selain menguntungkan datang ke rumah, pelanggan juga suka karena kue yang dijual Rukmana harganya murah.

"Anak-anak di rumah makin doyan ngemil. Persediaan makanan di rumah sudah habis. Mau ke supermarket males, jalannya ditutup semua. Ya sudah kebetulan Mang Rukmana datang, beli kuenya sekarang agak banyakan," ucap Ibu Heni.

Rukmana sendiri mengaku bukannya ingin melanggar aturan social distancing. Kalau dirinya harus diam di rumah saja, bagaimana mau mendapatkan uang. Sementara kebutuhan sehari-hari tetap harus dipenuhi.

"Saya juga tahu, sekarang lagi ramai virus corona. Tapi saya tetap ingin hidup dan tidak ada cara lain yang bisa dikerjakan kecuali jualan. Memang banyak jalan yang ditutup, akhirnya harus muter-muter dulu nemuin pelanggan. Alhamdulillah ada saja yang beli. Malah sekarang dagangan cepat habis. Jadi tidak terlalu berat memikul beban dagangan ini," tutur Rukmana.

Semoga wabah virus corona yang kini sedang merajalela, bisa meringankan beban yang dipikul Rukmana.(Anwar Effendi)***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun