Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pa....Jakarta Mau Perang, Ya?

21 Agustus 2014   19:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:57 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://108csr.com/webdata/news2/1408441732.jpg

Sensasi berita masuknya beragam satuan keamanan negeri ini dari berbagai daerah ke Jakarta bikin situasi mental masyarakat luar Jakarta bertanya-tanya, akan seperti apakah Jakarta paska keputusan MK?

Disela-sela menemani anak saya, Enzo yang masih kelas 4 SD belajar, saya nonton berita televisi. Tiba-tiba si dia bertanya : “Pa, Jakarta mau perang,ya? Seram, ya Pa...”

Saya sedikit terkejut, karena tiba-tiba dia sudah beradadisamping saya sambil membawa buku PR-nya. Padahal tadi masih khusuk dan tabah mengerjakan PR di kamarnya. Wajahnya nampak tegang dan fokus pada layar televisi melihat barisan pasukan kepolisian bersenjata lengkap berbaris berdekatan dengan kendaraan lapis baja.

Seperti biasa, saya mencoba menganggapinya dengan santai agar dia tidak tegang menurut pikirannya. “Ah, tidak kok dek...itu cuma gelar pasukan biasa. Komandannya mau periksa barisan”

Tiba-tiba kembali dia membuat pernyataan yang mengejutkan saya :

“Benar Pa, tadi kata teman-teman sekolah dan di komplek kalau di Jakarta mau perang”

“Lho, kenapa perang, dek?” Tanya saya berusaha tenang dan santai.

“Iya, Pa..mau perang...itu om Prabowo marah karena kalah pilpres. Dia kan tentara, pa...Bahaya ! Teman-teman bilang dia kalau ngomong suka marah-marah. Enzo juga liat kok di tivi one, dia mau bawa pasukannya ke Jakarta untuk hancurkan gedung. Pasti perang kayak di game tablet Enzo, ya Pa”

Saya jadi terpikir, waduh gawat nih anak-anak bisa sesat pikir dengan perkembangan berita di televisi. Saya tidak ingin dia berpikir aneh-aneh, walaupun saya sendiri sedang berpikir aneh menyimak sepak terjang aneh Prabowo.

Segera saya ajak anak saya kembali ke kamar untuk melanjutkn PR-nya. Setelah PR selesai, sambil menemaninya menjelang tidur saya bercerita dan jelaskan tentang om Prabowo dan situasi Jakarta dengan cara saya yang aneh agar anak saya tak berpikir aneh seperti orang dewasa. Intinya agar dia tidak membenci Prabowo walau saya dan mamanya memilih Jokowi pada pilpres lalu.  Saya juga pesankan agar menyampaikan itu kepada teman-temannya. Saya kuatir anak-anak seusia mereka sesat pikir lebih jauh karena terbatasnya kapasitas memilah dan memahami simpang-siurnya berita terkini.

1408577869819710235
1408577869819710235
http://4.bp.blogspot.com/-U2bKcQ7NJ-o/UNY8lY2uksI/jpg

Cukuplah saya saja yang berpikir aneh tentang keanehan tabiat Prabowo yang kalah pilpres.

Anda tahu yang saya jelaskan pada anak saya? Maaf, tidak bisa saya sampaikan di sini. Itu rahasia keanehan saya.

Yang pasti, saya tak ingin cara aneh saya diketahui Prabowo Si Aneh itu. Saya pikir, keanehan Prabowo harus diimbangi dengan cara aneh. Karena kalau tidak, dia akan semakin Aneh.

Salam Aneh....

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun