Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Motivasi Licik Klub Lechia Gdansk Merekrut Witan Sulaeman

3 September 2021   00:23 Diperbarui: 5 September 2021   03:14 3878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri saat memperkuat Timnas Indonesia. Sumber gambar ; bola.com

Egy Maulana Vikri bagai disia-siakan Lechia Gdanks. Lewat Witan Suleman,  Lechia Gdansk akan merasakan akibatnya.

Sejak jauh hari tak ada tanda-tanda  Lechia Gdansk, klub kasta tertinggi Polandia punya rencana merekrut lagi pemain Indonesia setelah mereka menyia-nyiakan potensi besar pemain Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri. Padahal, saat itu Egy Maulana Vikri menjadi simbol dan representasi kebangkitan pemain Indonesia berkiprah di benua Eropa!

Kini tiba-tiba saja Klub Lechia Gdansk merekrut Witan Sulaeman, yang kebetulan tidak lagi dipakai klub Liga Serbia, FK Radnik Surdulica. 

Timbul pertanyaan besar! Apa motivasi mereka merekrut Witan Sulaeman?

Bila melihat ke belakang, ketika Egy Maulana Vikri masih jadi pemain Lechia Gdansk, publik pecinta sepakbola nasional sangat antusias mengikuti kiprah Egy Maulana Vikri di sana. Mereka beramai-ramai jadi followers media sosial Lechia Gdanks.

Hal tersebut menjadikan klub Lechia Gdansk "naik kasta" dengan mendapatkan penggemar baru yang berasal dari luar Polandia. Mereka menempati ruang tersendiri di hati ratusan ribu pecinta sepakbola nasional. 

Media sosial milik Klub Lechia Gdansk selalu dikunjungi penggemar dari Indonesia dalam setiap aktivitasnya. Ini tentu saja menguntungkan klub tersebut dari segi bisnis/komersial, terutama untuk mendapatkan dukungan sponsor.

Witan Sulaeman, sumber gambar football5star.com
Witan Sulaeman, sumber gambar football5star.com

Namun sayang, Egy Maulana Vikri disia-siakan selama tiga musim kompetisi. Egy Maulana Vikri jarang dimainkan, dan lebih banyak menghuni bangku cadangan. 

Egy hanya dimanfaatkan sebagai pajangan komersial bagi klub dimata ratusan ribu pecandu bola Indonesia yang tidak kapok-kapok mendukung Egy selama tiga musim kompetisi--walau tidak dimainkan. 

Lechia Gdansk telah mempermainkan nasib dan karir Egy Maulana Vikri. Namun mereka akhirnya tersentak ketika dimusim ke empat Egy Maulana Vikri tidak mau memperpanjang kontrak, dan lebih memilih hengkang dari Lechia Gdanks walau saat itu belum mendapatkan klub baru. 

Hal itu merupakan pertaruhan besar seorang Egy. Bisa saja jadi "penganguran". Namun rezeki tidak lari kemana. Dalam status "Free Transfer", Egy Maulana Vikri akhirnya dikontrak Klub Liga Slowakia, yakni FK Senica.

Hengkangnya Egy Maulana Vikri  menyebabkan ratusan ribu pendukungnya unfollow atau keluar sebagai pengikut media sosial klub Lechia Gdansk. Klub ini kaget! dan merasa kehilangan "pedukung internasionalnya". Rasain lu ! Heu heu heu...

Namun Lechia Gdansk tak hilang akal. Kebetulan Witan Sulaeman--rekan satu tim Egy di Timnas Yunior Indonesia--sedang kosong. Kontraknya tidak diperpanjang klub negara Serbia, yakni Radnik Surdulica. Melihat hal itu, Lechia Gdansk menggaetnya dengan kontrak selama 2 tahun.

Lechia Gdansk tak ingin berlama-lama ditinggal ratusan ribu fans sepakbola Indonesia. Klub ini tak perduli apapun prestasi Witan Sulaeman selama di klub lamanya, yang penting mereka tidak kehilangan lebih banyak lagi followers, atau kalau perlu mendatangkan lebih banyak lagi fans sepakbola Indonesia.

Sementara bagi Witan Sulaeman sendiri ini merupakan tantangan. Ia tentu tak ingin nasibnya nanti seperti Egy Maulana Vikri yang hanya jadi pajangan komersial, tanpa menit bermain yang cukup untuk menunjukkan prestasi di lapangan hijau.

Besar kemungkinan Witan Sulaemen hanya akan jadi pajangan, mengingat posisi bermainnya di lini bawah (back)--yang bagi klub Eropa harus berpostur tinggi besar untuk menghalau serangan. Sementara Witan Sulaeman bertubuh mungil khas pemain Asia, yang akan sulit bersaing di dalam klub.

Beda halnya bila posisi Witan Suleman penyerang murni, yang relatif tak mempermasalahkan postur tubuh.

Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman. Sumber gambar tribunnews.com
Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman. Sumber gambar tribunnews.com

Kalau kelak Witan Sulaeman hanya jadi pajangan komersial, maka ini pengulangan nasib buruk Egy Maulana Vikri. 

Melihat kelicikan Lechia Gdansk, sebaiknya para penggila sepakbola nasional yang sudah "angkat kaki" dari kenggotaan (followers) media sosial Lechia Gdansk agar tidak segera kembali jadi followers. Amati saja dulu dari jauh (pemberitaan media umum) tentang Witan Sulaeman, apakah diberikan menit bermain yang cukup?

Kalau Witan Sulaeman disia-siakan, jangan jadi followers klub tersebut!

Hal tersebut untuk memberikan pelajaran bagi klub Lechia Gdansk agar tidak semena-mena terhadap pemain Indonesia.

--- 

peb03092021

Baca ; Kembali ke MU, Kilau Ronaldo Akan Dibunuh Masa Lalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun