Pandemi Covid 19 merupakan permasalahan semua orang. Peran langsung pemerintah sangat dibutuhkan, bukan semata himbauan, tapi langsung ke titik permasalahan di lapangan.
Ganjar Pranowo hadir di lapangan sebagai representasi pemerintah untuk terus bekerja membantu masyarakat. Bukan cuma meneriakkan slogan dan himbauan dari meja kerja yang nyaman di ruang ber-AC.Â
Saat di lapangan, banyak yang meliput aktifitas Ganjar Pranowo. Karena tak semua pemimpin di negeri ini yang mau blusukan menemui masyarakat yang sedang menghadapi Covid 19. Peliputan menjadikan informasi jadi terbuka bagi semua masyarakat. Informasi itu sebagai edukasi, pengawasan dan menenangkan masyarakat bahwa pemerintah hadir.
Ganjar Pranowo boleh saja dianggap melakukan pencitraan oleh sebagian kelompok orang, baik awam maupun politikus. Tapi mereka lupa, pencitraan tidak bisa menyembunyikan gestur tubuh ; perduli atau tidak perduli pada permasalahan masyarakat ;  orang yang niat  bekerja atau cuma seakan-akan bekerja.
Publik menilai pemimpinnya bukan dari jargon dan himbauan semata, tapi dari kehadiran langsung si pemimpin secara konsisten, tanpa sekat, dan tanpa protokoler. Bagi masyarakat, kehadiran si Pemimpin di lapangan itu separuh penyelesaian masalah.Â
Konsekuenasi logis kehadiran Ganjar Pranowo di tengah masalah Covid19 adalah elektabilitas, popularitas, dan aceptibilitas nya naik. Sejatinya tak perlu dipermasalahkan karena tugasnya sebagai pemimpin daerah harus dekat masyarakat. Sebagian elit politik di internal PDIP yang membaca kehadiran Ganjar Pranowo tersebut sebagai ancaman atas kebijakan internal partai dalam mengusung Capres 2024 sejatinya malu. Seorang pemimpin yang giat dan niat bekerja dan dekat masyarakat kok dianggap ancaman?Â