Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Usai Timnas Indonesia Kalah Telak, Haruskah Shin Tae-yong Dipecat?

8 Juni 2021   22:48 Diperbarui: 9 Juni 2021   01:42 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong asal Korea Selatan, pelatih Timnas Indonesia. Sumber Gambar ; bola.com

Urusan pecat memecat dalam dunia kepelatihan sepakbola bukan hal tabu. Kalau sebuah tim yang diasuh si Pelatih gagal pada suatu even atau kompetisi, maka resiko pemecatan harus diterima pelatih tersebut. 

Pemecatan bukan lagi dalam hitungan waktu lama. Biarpun baru menduduki jabatan pelatih 5 bulan, bila gagal mengangkat performa timnya maka akan dipecat walaupun even atau kompetisi yang dikuti klubnya masih panjang atau belum selesai!

Pemecatan tak memandang nama besar si Pelatih dan prestasi sebelumnya di tempat lain. Bagi dunia kepelatihan sepakbola, prestasi masa lalu sebagai pelatih ataupun pemain berkelas dunia hanya salah satu pintu masuk menduduki kursi pelatih di suatu tim, baik di klub maupun tim nasional--tentunya terlebih dahulu harus sudah lulus sertifikasi atau memiliki lisensi pelatih dengan tingkatan tertentu (misal ; tingakat Daerah, Nasional, Asia dan FIFA). 

Sedangkan nasib jabatan kepelatihannya akan ditentukan target prestasi terbaru, yakni mengangkat harkat, martabat dan prestasi tim terkini yang diasuhnya.

Pelatih terkenal kelas dunia seperti Claudio Ranieri, Jose Mourinho, Johan Cruff, Antonio Conte, Josep Guardiola, Mikel Arteta, dan banyak lagi, sudah pernah mengalami pemecatan. Bahkan bukan cuma sekali dama kariernya, namun beberapa kali.

sumber gambar ; bola.com
sumber gambar ; bola.com

"Eeh, kalau dipecat, apakah si Pelatih dapat pesangon? Lapor nggak ke Depnaker? Apakah induk organisasi atau klub tidak mempertimbangkan segi kemanusiaan? Kalau dipecat, si Pelatih kasih makan apa untuk keluarganya?"

"iissh..ssh..jangan tanya itu...urusan kerja kepelatihan punya kontrak yang jelas secara hukum. resiko dan jaminannya jelas. Jadi kalau dipecat jarang ribut, apalagi demo...." 

Terkait kekalahan telak timnas Indonesia terhadap Timnas Vietnam, muncul suara-suara netizen agar PSSI memecat Shin Tae-yong (coach STY) si pelatih Timnas Indonesia. Mereka kecewa pada coach STY setealh melihat hasil dan performa Timnas yang tampak begitu mudah kebobolan hingga 4 gol tanpa balas. 

Sebelum laga resmi Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia,  Timnas Indonesia telah melakukan ujicoba melawan Afganistan kalah 2 ;3,  dan lawan Oman kalah 1;3. Jadi, Timnas Indonesia kalah pada semua hasil ujicoba.

Setelah masuk laga resmi, Timnas Indonesia seri 2;2 lawan Thailand, dan kalah 4 :0  lawan Vietnam. Laga terkahir akan melawan UEA. Apakah nanti kalah lagi? 

sumber gambar ; kompas.com
sumber gambar ; kompas.com
Bila dilihat bahwa sejak Timnas Senior asuhan coach STY telah melakukan laga Internasional sebanyak 4 kali, dengan hasil 3 kali kalah dan 1 kali seri, memasukkan 5 gol dan kemasukan 12 gol. Bisa diartikan selisih gol-nya minus 7.

Bagi sebagian orang pendukung Timnas Indonesia, hasil laga baik itu ujicoba maupuan laga resmi merupakan petanda berhasil/tidaknya si Pelatih. Rangkaian laga tersebut sebagai perjalanan melihat prestasi tim dan kepiawaian si Pelatih. Ketika mengalami 3 kali kalah, cuma 1 kali seri, dan tanpa kemenangan tentu saja menimbulkan pertanyaan besar sebagian pecinta sepakbola nasional.

Secara permisif, sebagian lagi pecinta Timnas Indonesia beranggapan bahwa membangun prestasi sepakbola membutuhkan proses dan waktu, sehingga coach Shin Tae-yong masih layak dipertahankan, terutama pada misi dan visi yakni membangun karakter Timnas Indonesia masa depan yang lebih baik dari masa-masa sebelumnya.

Target yang diberikan pada coach STY adalah membawa Timnas Indonesia menjuarai Sea Games di Vietnam bulan November 2021, Piala AFF dan berprestasi even final Piala Asia yunior dan senior. Ini sebuah perjalanan panjang, baik waktu dan proses yang melelahkan. Akan banyak drama kalah-menang-seri dalam perjalanan waktu tersebut.

sumber gambar ; indosports.com
sumber gambar ; indosports.com
Bila proses dijalani, dan waktu yang panjang telah dipakai Shin Tae-yong bersama asuhannya, apakah menjamin keberhasilan Timnas Indonesia? Ini juga sebuah tanda tanya besar--yang akan terus menjadi kritik,  dan pemikiran yang perlu dicermati.

Harapan agar Timnas Indonesia bisa berprestasi membutuhkan proses dan waktu (atau justru membuang waktu ?), demi sikap permisif sebagian publik pecinta bola dan induk organisasi pada seorang pelatih, menjadikan semua itu sebuah pertaruhan besar tersendiri dalam membangun prestasi Timnas Indonesia.

Pertaruhan itu tentu dengan pertimbangan dan parameter yang terukur yang terlebih dahulu dibuat sebuah tim ahli dari induk organisasi sepakbola (PSSI) bersama tim pelatih yang kemudian  dikontrak. Bukan semata tekanan publik berdasarkan asumsi-asumsi subyektif. 

Jadi sebuah keputusan pemecatan seorang pelatih bisa sangat cepat, bisa juga melalui kerangka waktu tertentu. Kedua opsi itu didasarkan pada satu hal, yakni target dan prestasi. Nasib coach Shin Tae-yong tidak akan akan jauh dari klausul ini.

Kalau aku yang dipecat dari jabatan pelatih online sih rappopo....

Salam Sepakbola Nasional

---- 

Peb08/06/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun