Melihat sikap kompromi Prabowo terhadap korupsi, cara berpikirnya dangkal dan semau gue terhadap hukum dan aturan yang berlaku. Pernyataan Prabowo menandakan dia lebih berkuasa daripada aturan dan hukum. Bila menjadi presiden, dia bisa bisa bertindak tanpa mempedulikan aturan dan hukum negara yang berlaku.
Pada berbagai kesempatan Prabowo berkoar-koar di media dan panggung politik akan membentuk pemerintahan bersih dari tidak pidana korupsi. Dia katakan korupsi di Indonesia sudah parah dan masuk kategori stadium 4. Namun justru kemudian dia ingin memberikan fee hasil korupsi itu dengan para koruptor.
Prabowo sendiri kental kaitanya dengan Orde Baru. Dia mantan menantu pemimpin rezim Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun. Rezim tersebut sarat KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme), yang membuat negara kita tidak maju seperti negara-negara di Asia dan lainnya. Padahal sumberdaya alam negara kita kaya, namun cuma dikuasai orang-orang terdekat, kerabat dan keluarga penguasa Orde Baru lewat praktek Kolusi dan Nepotisme.
Secara sadar atau tidak sadar, iklim koruptif rezim Orde Baru tersebut telah membentuk cara berpikir Prabowo terhadap aksi korupsi dan para koruptor. Dengan pernyataan tobat dan memberi fee ( "pensiun" ) kepada para koruptor, Prabowo bersikap persimif penguasa atau setengah hati bersikap pada isu korupsi. Â
Bisa dibayangkan nantinya para elit birokrat dan politik pemerintahannya akan beramai-ramai korupsi dalam jumlah besar, kemudiaan bertobat dan mendapatkan bagian dari korupsi itu sebesar 5 persen. Katakanlah satu orang melakukan korupsi 100 Milyar, kemudian si Koruptor itu datang kepada Prabowo untuk bertobat, maka akan mendapatkan uang pensiun sebesar 5 milyar. Uang itu adalah uang rakyat!
Bisa dibayangkan betapa sakitnya hati rakyat kecil melihat pertobatan bahagia para elit di sekitar Prabowo. Padahal uang 5 milyar itu bisa banyak untuk membangun infrastruktur desa dan kampung-kampung di berbagai pelosok negeri ini.
Pernyataan Prabowo tersebut menandakan dia merupakan calon pemimpin yang labil. Serba spontan yang tidak menunjukkan pribadi yang kuat dan stabil dalam hal psikologis atau kejiwaan. Sikap dan omongannya berubah-ubah. Dia terkesan suka bertindak sesuai kehendak hatinya.
Pemimpin seperti ini tidak bisa dipercaya dan berbahaya bagi keberlanjutan pembangunan bangsa dan negara Indonesia ke arah yang lebih baik. Kalau ingin kehidupan kita serta anak cucu menjadi lebih baik, dan kalau ingin negara Indonesia ini maju seperti bangsa-bangsa lain di dunia. Jangan pilih presiden seperti Prabowo.
Â
Salam pemilu damai.
---- Â
Referensi media mainstream: