Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Debat Capres, Tema Seksi yang Bikin Logika Kacau

20 Januari 2019   19:24 Diperbarui: 20 Januari 2019   20:07 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; tribunnews.com

Selama ini saya dikenal para pengikut sebagai penulis tangguh dan pemberani. Saya sudah ditempa dikawah candradimuka dunia kepenulisan. Berbagai penghargaan menulis telah saya dapatkan.  Mosok karena kuatir dicurangi lalu saya mundur menulis? Sungguh super lebay, bukan? Bikin malu sejarah dunia kepenulisan, aaaw!

sumber gambar : tribunnews.com
sumber gambar : tribunnews.com
Didalam perenungan saya antara mau atau tidak menulis Debat Capres 2019. Sempat ada suara-suara misterius pada pendengaran saya. Suara itu konon bisa memperkuat semangat saya.  Lalu saya mengecek ke negara Haiti. Ternyata bohong kalau potensi menulis saya cuma 1 persen. Saya juga ke perlabuhan untuk mengecek apa benar ada 7 kontainer obat kuat menulis, ternyata itu berita bohong. Saya mengecek RSCM soal adanya kabar selang yang  biasa dipakai 40 orang agar bisa kuat menulis. Ternyata itu bohong.  

Ada kabar lain, bahwa teman seperjuangan saya , seorang perempuan, digebuk orang suruhan sehingga wajahnya bonyok. Tujuannya untuk melemahkan semangat saya untuk menulis  Debat Capres 2019. Ternyata kabar itu bohong. Nyatanya teman perempuan saya hepi-hepi operasi plastik agar tambah cantik.

Saya juga mendengar bahwa TNI kita lemah, sehingga bisa menjadikan saya kuat menulis. Ternyata itu bohong.  Kenyataannya, kehebatan  TNI nomor 1 di Asean, nomor 4 Asia  dan nomor 15 di dunia. Saya mendengar stok beras kita Cuma untuk 21 hari yang berpengaruh pada daya tahan saya menulis.  Ternyata kabar itu bohong. Kenyataannya, stok beras kita bisa untuk kebutuhan 6 bulan---sebuah waktu persediaan yang lama yang pernah dibuat republik ini. Sempat juga saya dengar bahwa gaji dokter lebih rendah dari tukang parkir, hal itu membuat kebanggaan menulis saya runtuh. Tapi nyatanya tidak demikian. Saya tetap bangga menjadi penulis, dan tetap apresiasi pada  dokter dan tukang parkir. Kalau tidak ada mereka, tentu karier kepenulisan saya tidak bisa seperti sekarang.

Berbagai bisikan misterius itu kini membuat saya minder atau mengalami inferioritas karena  tidak berprestasi untuk menulis soal Debat Capres 2019. Apakah perlu saya menaikkan gaji aparat hukum yakni polisi, hakim dan jaksa secara berlipat-lipat agar mereka menjaga saya untuk tetap menulis dan tidak ada yang mencuri semangat menulis saya?

Aah, setelah dipikir ulang, cara saya itu terlalu menggampangkan persoalan. Hanya berupa solusi tunggal. Tidak komprehensif. Hilangnya semangat menulis saya merupakan soal yang kompleks, yang harus diselesaikan secara komprehensif. Bukan dengan angin surga naik gaji.

Saya minder di depan laptop. Seolah-olah si laptop tahu banyak tentang saya. Ingin rasanya bersembunyi di bawah meja. Menunduk malu sambil memainkan ujung rambut. Atau, dalam situasi itu ingin rasanya berjoget-joget untuk menutupi rasa malu. Semua itu membuat saya menjadi sulit untuk menulis tentang Debat Capres 2019 .

Padahal, sejak jaman prasejarah, saya sudah menunggu momen Debat Capres tersebut. Telah saya siapkan segala strategi. Tak lupa latihan fisik angkat barbel, naik kuda, lari-lari kecil dan besar. Saya juga keluar masuk pasar tradisional sambil menenteng jengkol dan petai. Selain itu makan makanan bergizi dan suplemen. Tapi saya tidak mau doping. Kuatir dikartu merah PSSI.

Sampai sekarang saya belum bisa membuat tulisan tentang Debat Capres 2019. Tapi saya berbesar hati, karena  pembaca telah menyelesaikan bacaan ini.

Saya percaya dan yakin, walau saya tidak bisa bisa menulis soal Debat Capres 2019, Indonesia tidak akan punah.  Dan kalau memang ditakdirkan tidak bisa menulis Debat Capres, aku sih rapopo...

----

Peb19/01/2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun