Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Jadilah Konsumen Cerdas Demi Keagamaan, Keluarga dan Negara

13 April 2018   22:32 Diperbarui: 24 April 2018   17:59 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari raya keagamaan merupakan pesta religi rakyat dalam sukacita pemeluknya. Mereka jadikan pesta tersebut sebagai salah satu bentuk relasi suci kepada Sang Pencipta yang telah memberi kehidupan di dunia dan kelak di akhirat. Hal yang mendasarinya adalah keyakinan, dan demi keyakinan religi, apa pun akan dilakukan.

Keluarga, dalam hal ini rumah tangga merupakan kunci penting perayaan keagamaan--yang kemudian berjejaring antar keluarga dan kerabat, handai taulan, komunitas dan seterusnya. 

Dalam pesta perayaan keagamaan, jejaring ini menciptakan penguatan silaturahmi sebagai bagian penting perayaan keagamaan karena silaturahmi tersebut adalah wujud dari 'religiusitas' keagamaan selain ibadah. Dalam perayaan keagamaan, setiap keluarga (rumah tangga) berupaya memberikan yang terbaik saat momen silaturahmi dengan setiap anggota keluarga dan jejaringnya.

Untuk hari raya keagamaan, banyak barang pokok (pangan) rumah tangga diperlukan seperti  beras, gula, minyak goreng, minuman, sayuran, daging, dan lain lain. Selain itu juga kebutuhan sandang seperti pakaian, sepatu, perhiasan, furniture dan lain-lain. Fenomena yang kemudian terjadi adalah meningkatnya pengeluaran dana rumah tangga (keluarga) dan beragam kebutuhan pokok.

Meningkatnya kebutuhan dalam jumlah besar pada rentang waktu relatif panjang mempengaruhi perekonomian regional maupun nasional pada satuan waktu tertentu.  Peningkatan kebutuhan (permintaan) bahan pokok hari raya dikuti banyaknya (penawaran) barang dan jasa kemudian menjadi salah satu penyebab meningkatnya  inflasi pada masa menjelang hari raya keagamaan.

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.  Inflasi juga  merupakan suatu proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu dan bukan semata tinggi-rendahnya tingkat harga, (sumber).

Inflasi memuat mata rantai yang rumit, melibatkan simpul-simpul perekonomian, yakni : pemerintah, masyarakat konsumen, penyedia bahan baku, produsen, pengecer, penjual barang dan jasa, dan lain sebagainya. Antar simpul saling terkait, sehingga bila salah satu simpul tidak berjalan sebagaimana mestinya akan menimbulkan dampak negatif inflasi terhadap masyarakat luas dan pelaku dam simpul-simpul itu sendiri.

sumber gambar : http://cosmopolitanfm.com/berbelanja-aman-dan-nyaman-dengan-si-anak/
sumber gambar : http://cosmopolitanfm.com/berbelanja-aman-dan-nyaman-dengan-si-anak/
Peran Aktif Masyarakat

Simpul yang paling merasakan dampak negatif inflasi dalam kehidupan sehari-hari adalah masyarakat konsumen khususnya masyarakat kecil berpenghasilan rendah dan tetap. Mereka, baik  yang akan berhari raya maupun  yang tidak merayakan hari raya, merupakan kelompok  terbesar di negara kita saat ini.  

Faktor berkurangnya pasokan barang karena berbagai hal diluar kewenangan dan pengetahuan masyarakat awam, harga bahan pokok melambung tinggi dan turunnya nilai uang menyebabkan daya beli kedua kelompok masyarakat tersebut jadi lemah. Banyak pokok dan mendasar bisa tak terjangkau isi kantong; tak terbeli atau volumenya tak sesuai kebutuhan dasar, padahal sangat diperlukan dalam kehidupan mereka sehari-hari termasuk saat hari raya keagamaan. 

Terkait hal tersebut, pemerintah terus berupaya menekan dampak negatif inflasi sekecil mungkin dengan cara menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok agar dapat dijangkau seluruh masyarakat. Upaya  pemerintah itu tak akan banyak membantu bila tanpa peran aktif masyarakat konsumen selaku "pelaku ekonomi" terbesar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun