Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Fenomena Korupsi Pejabat Perempuan dan Hilangnya Segregasi Gender

4 September 2017   08:05 Diperbarui: 7 September 2017   15:59 3285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: sinarharapan.co

Sekat segregasi gender yang "hilang" dalam dunia politik kontemporer tak berarti estetika feminimisme larut dalam tindakan negatif maskulinisme. Mereka "orang baru" dalam dunia politik tapi tak mesti ikut-ikutan koruptif---yang sudah terlebih dahulu dilakukan dunia maskulinisme (oknum laki-laki koruptif).

Bagaimanapun, sosok estetis seorang perempuan pejabat menjadi marwah tersendiri yang memiliki nilai lebih dan yang tidak bisa ditandingi laki-laki pejabat terganteng sekalipun, di ruang publik. Marwah itu, jangan sampai dicederai hal koruptif karena korban hukuman jangka pendek dan panjangnya berupa stigma negatif yang bukan saja dialami si perempuan pejabat koruptif itu saja, melainkan sektor domestik mereka yang klasik, yakni: anak-anak dan keluarga.

Salam

----- 

Peb, Jakarta 3/08/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun