Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kepemilikan Harta Sejarah dan Bangkrutnya Jamu Cap Nyonya Meneer

7 Agustus 2017   05:44 Diperbarui: 8 Agustus 2017   14:18 7497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : https://sgimage.detik.net.id

Siapa orang tua kisaran usia minimal 40-an tahun yang tak kenal jamu Cap Potret Nyonya Meneer? Kalau tak kenal berarti belum pernah masuk angin, pegel linu dan keseleo. Bisa juga saat masih muda belum pernah "terpaksa ngacir" ke warung terdekat beli jamu Tjap Nyonya Meneer untuk obat orang tuanya yang masuk angin.

Pada era tahun 1990-an dan sebelumnya, jamu "Cap Potret Nyonya Meneer" seolah merajai dunia jamu di tanah air. Belum banyak produk sejenis yang eksis selain jamu "Cap Potret Nyonya Meneer" untuk urusan jamu dan "masuk angin". Dua hal tersebut bagai identik dengan jamu "Cap Potret Nyonya Meneer".

Kini perusahan jamu terbesar itu dinyatan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang karena beratnya beban utang yang ditanggung perusahaan. Itu artinya "Nyonya Meneer" tidak lagi bisa beroperasi, tak berproduksi dan tak ada penjualan baru Jamu Cap Nyonya Meneer. Disisi lain, sekarang untuk urusan "jamu dan masuk angin" masyarakat  sudah punya banyak pilihan obat dan produk perusahaan lain.

sumber gambar ; https://merahputih.com
sumber gambar ; https://merahputih.com
Awal Berdiri

Perusahaan jamu Nyonya Meneer berdiri sejak tahun 1919 dan merupakan perusahaan jamu tertua dan pernah menjadi yang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Lauw Ping Nio alias Nyonya Meneer. Nama Meneer berasal dari beras menir, yaitu sisa butir halus penumbukan padi. Ibu dari Louw Ping Nio mengidam dan memakan beras ini. Ketika melahirkan bayinya kemudian diberi nama Menir. Karena pengaruh ejaan Belanda ejaan Menir berubah jadi Meneer.

Ide mendirikan perusahaan jamu bermula dari upaya Bu Menir menyembuhkan suaminya yang sakit keras. Pada masa itu, sekitar tahun 1900-an kehidupan masih sangt susah. Dia kemudian coba meramu jamu Jawa yang diajarkan orang tuanya. Hasilnya; suaminya sembuh. Sejak itu ibu Meneer giat meramu jamu untuk menolong keluarga, tetangga sekitar dan kerabatnya. Ramuannya itu dia kemas dan dicantumkan nama dan potret dirinya dengan maksud membina hubungan dengan masyarakat secara lebih luas. Hal itu kemudian berkembang luas, kemudian pada tahun 1919 Nyonya Meneer dibantu keluarganya mendirikan perusahaan jamu Tjap Potret Nyonya Meneer.

Menuju Kepailitan

Industri jamu Nyonya Meneer merupakan perusahaan keluarga. Dalam perjalanan kepengelolaannya beberapa kali terjadi konflik keluarga. Sampai saat pailit yang mengelola perusahaan adalah generasi ketiga. Kini Jamu Cap Potret Nyonya Meneer tinggal kenangan. 

Selama hampir satu abad, perusahaan jamu Cap Nyonya Meneer telah berkontribusi bukan saja membangun perekonomian dan ketenagakerjaan melainkan hal yang tak kalah penting adalah pelestarian dan pengembangan tradisi nenek moyang bangsa Indonesia dalam hal obat-obatan tradisional. Upaya memperkenalkan tradisi bangsa sampai ke luar negeri lewat ekspor jamu sampai ke sejumlah negara di mancanegara. 

Bahan dasar jamu yang identik dengan tanaman-tanaman yang khas tumbuh di tanah air menjadi sebuah kekaguman bangsa lain ketika menjadi ramuan obat-obatan. Jamu dan sejumlah ramuan obat itu bersifat asli tumbuhan. Dalam perkembangannya sebagai produk industri menyertakan campuran kimia, namun dalam skala yang relatif kecil. Dominasi jamu adalah kandungan alamiah ramuan beragam  tanaman.

Penyimpan Data Sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun