Baru-baru ini media sosial telah digemparkan dengan berita Israeli Defense Forces (IDF) melancarkan serangkaian serangan udara terhadap situs militer penting di Damaskus-termasuk Kementerian Pertahanan, markas besar militer, dan area sekitar Istana Presiden-serta daerah Suwayda dan Daraa di selatan Suriah. Nama "Druze"Â kembali mencuat ke permukaan karena komunitas kecil ini menjadi perhatian Israel untuk melancarkan serangan udara ke Suriah dengan dalih melindungi kelompok minoritas tersebut di wilayah Suwayda.
Namun, siapakah sebenarnya kaum Druze? Mengapa komunitas ini memiliki hubungan emosional yang kuat dengan Israel, dan bagaimana mereka bisa menjadi pemicu konflik bersenjata lintas negara? Untuk memahami situasi ini, kita harus menelusuri sejarah panjang dan kompleks Druze-sebuah kelompok etnoreligious yang telah hidup di pegunungan Levant sejak lebih dari sembilan abad lalu.
Jadi, Druze adalah komunitas monoteistik estorik yang berasal dari sekte Islam Ismailiyah, berkembang pada awal abad ke-11 M di wilayah Kekhalifahan Fatimiyah (Mesir). Mereka tidak lagi menganggap diri mereka Muslim secara formal karena keyakinan mereka bersifat tertutup dan sangat rahasia, mencampur unsur filsafat Yunani, Gnostik, dan pengaruh monoteistik lain. Karena dianggap menyimpang oleh mayoritas umat Islam saat itu, mereka mengalami penindasan dan akhirnya melarikan diri ke wilayah pegunungan yang sulit dijangkau.
Wilayah pelarian utama mereka adalah pegunungan di Levant, seperti Jabal al-Druze (kini dikenal sebagai Suwayda) di selatan Sruiah, Gunung Lebanon, serta kawasan Galilea dan Dataran Tinggi Golan. Ditempat-tempat terpencil inilah mereka membangun komunitas tertutup yang bertahan selama berabad-abad, menjaga tradisi dan identitas mereka dengan ketat. Hingga kini, Suwayda tetap menjadi pusat populasi Druze terbesar di Suriah, menjadikannya bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga wilayah yang sarat makna sejarah dan spiritual bagi komunitas ini.
Bagi banyak orang di luar Timur Tengah, komunitas Druze mungkin terdengar asing. Namun di Israel, kaum Druze bukan sekadar minoritas-mereka adalah bagian dari tubuh negara. Sekitar 140.000 warga Druze tinggal di Israel, dan tidak seperti minoritas lainnya, mereka wajib milter, banyak di antaranya bertugas sebagai tentara, polisi, bahkan pejabat negara. Hubungan ini bukan hanya bersifat formal, tapi juga dibangun dari loyalitas dan sejarah panjang keterlibatan Druze dalam membela Israel. Karena itu, ketika kaum kerabat mereka di Suriah-yang memiliki akar darah dan budaya yang sama-menjadi sasaran kekerasan, solidaritas pun bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban moral dan emosional.
Reaksi Israel terhadap kekerasan di Suwayda muncul bukan semata karena pertimbangan politik luar negeri, tetapi karena ikatan darah dan sejarah antar sesama Druze. Banyak keluarga Druze di Israel memiliki sanak saudara langsung di Suriah, terutama di wilayah Suwayda yang menjadi pusat sejarah Druze. Ketika laporan penindasan dan pembataian terhadap kaum Druze di Suriah menyebar, tekanan dari dalam negeri meningkat, memaksa pemerintah Israel bertindak. Serangan ke Damaskus dan wilayah militer Suriah pun dilakukan, dengan dalih melindungi saudara seiman dan sedarah-sekaligus menjaga stabilitas di perbatasan.
Di balik berita tentang serangan dan konflik, kaum Druze menyimpan kisah panjang sebagai minoritas yang bertahan di tengah gejolak Timur Tengah. Mengenal mereka bukan hanya soal memahami satu kelompok, tapi juga membuka wawasan tentang betapa rumitnya hubungan sejarah, identitas, dan kekuasaan di wilayah yang tak pernah benar-benar tenang.
Catatan:
Artikel ini tidak bertujuan untuk memihak atau mendukung pihak mana pun. Tujuan utama penulisan ini adalah memberikan pemahaman yang netral dan informatif tentang siapa kaum Druze dan bagaimana posisi mereka dalam konflik yang terjadi baru-baru ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI