Mohon tunggu...
HM Noeh
HM Noeh Mohon Tunggu...

Saat ini berdomisili di Jakata setelah 17 tahun bertugas di daerah. Hobi membaca dan nge-blog adalah hobi terbaru saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Orang OKI Ditakuti?

7 Februari 2010   08:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03 7988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, yang ibukotanya Kayuagung tergolong makmur dan menjadi salah satu penghasil devisa nasional dari sektor migas.

Tapi yang membuatnya juga tersohor sejak jaman penjajah adalah julukan miring (maaf!) sebagai tempat berasalnya para penjahat. Atau peng-ekspor penjahat yang melakukan penodongan, penggarongan dan tindak kejahatan lainnya. Mereka merantau kemana mana dan populer dijuluki "para duta atau para dubes" asal OKI atau Kayuagung.

Saking populernya, orang diluar Sumsel meng-asosiasikan kota Kayuagung sebagai tempat yang diwaspadai bila ingin harta dan nyawanya selamat.  Atau kalau mau bepergian ke Palembang jangan lewat kota Kayuagung.

Bupati OKI ketika menjamu kontingen pekan olahraga wartawan nasional ke-l0 di Kayuagung jumat malam mengakui adanya julukan yang "tidak sedap" itu.  "Tapi tidak semua orang OKI menerima julukan itu",ujar Bupati.

"Para Dubes" itu memang sindiran untuk oknum penjahat dari OKI atau Kayuagung. Tapi karena popularitasnya yang miring itu menyebabkan ada juga preman Medan atau daerah lain yang menyebut dirinya preman Kayuagung.

Kata Bupati, dewasa ini julukan itu mulai pupus. Di Kabupaten OKI kriminalitasnya malah menurun tiap tahun.

OKI kini tambah makmur dan sudah tiga kali menerima anugerah Adipura sebagai kabupaten yg sukses didalam pembangunan. (PD)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun