Mohon tunggu...
MUHAMMAD FAJAR ARIYADI
MUHAMMAD FAJAR ARIYADI Mohon Tunggu... Guru - Penulis jalanan

Membaca adalah Melawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Munculnya Kerajaan Fiktif di Indonesia, Apakah Ini Gangguan Kejiwaan?

28 Januari 2020   10:11 Diperbarui: 28 Januari 2020   10:35 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir -- akhir ini publik Indonesia di kejutkan munculnya keberadaan keraton maupun kerajaan fiktif di Indonesia, tak tanggung -- tanggung jumlah pengikut yang mengikuti kerajaan fiktif tersebut jumlahnya sangat fantastis mencapai ratusan bahkan ribuan. 

Berbagai alasan muncul bak sebuah cerita negeri dongeng dari sang pencetus kerajaan fiktif dimulai dari mengaku ngaku sebaagai keturunan Kerajaan Majapahit, mengiming imingi para pengikutnya di janjikan akan di beri uang yang jumlahnya sangat banyak yang tersimpan di Bank Swiss sampai pengakuan dari Perserikatan Bangsa-bangsa. 

Korbannya pun juga tidak main-main dari yang mengecap pendidikan dasar sampai kalangan terdidik. Seakan menolak lupa teringat di tahun 2016 publik juga sempat di gemparkan dengan kasus yang hampir serupa yaitu penangkapan kanjeng Dimas Taat Pribadi di Probolinggo. konon katannya dapat menggandakan uang. 

Yang menjadi menarik dalam kasus ini, seorang yang bisa kita bilang sebagai kaum terdidik. Sekelas Profesor kita sebut saja inisial Profesor MDI yang juga menjadi pengurus ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) dan mantan ketua MUI bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga membela mati -- matian kanjeng Dimas Taat Pribadi bagaikan bak pujangga dan mengkultuskannya. 

Tidak sampai di situ bahkan sampai forum Raja -- raja Nusantara yang terhimpun didalam Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Indonesia (AKKI) juga menobatkan seorang Taat Pribadi sebagai Sri Raja Prabu Rajasa Negara. Sebagai mana di kutip dari situs liputan6.com

"Sri Raja Prabu Nagara adalah gelar kebangsawanan yang prestisius. Sebab, gelar Sri Rajasa Nagara merupakan gelar kebangsawanan yang sebelumnya dianugerahkan kepada Raja Majapahit termasyhur dan pembawa Majapahit ke puncak kejayaan, yakni Prabu Hayam Wuruk. Raja Majapahit keempat dari Dinasti Rajasa ini bergelar Maharaja Sri Rajasa Nagara."

Luar biasa bukan, selang 4 tahun setelah penangkapan Kanjeng Dimas Taat Pribadi muncul lagi di permulaan awal Tahun 2020 sebuah Kerajaan yang baru saja memproklamirkan diri yaitu Keraton Agung Sejagat dengan raja yang mempunyai gelar sebagaiman di kutip dari tribunjogja.com 

"Rake Mataram Agung Joyo Kusumo Wangsa Sanjaya Sri Ratu Indra Tanaya Hayuningrat Wangsa Syailendra alias Totok Santoso alias Sinuhun."

Keraton ini bertempat di Desa Pogung Juru tengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Pengikut kerajaan ini kurang lebih sekitar 450 orang. Keraton abal -- abal ini juga memungut iuran 3 sampai 30 juta untuk pembelian seragam kerajaan tergantung tingkat kedudukan dan jabatan di keraton tersebut. Belum sampai hilang di ingatan kita, muncul lagi di Jawa barat Sunda Empire. Di kutip dari Wikipedia.com

"Sunda Empire adala sebuah perkumpulan yang mendasarkan diri pada romantisisme sejarah pada masa lalu, di mana mereka mencita-citakan kerajaan Sunda akan kembali menjadi besar sebagaimana pada masa Tarumanegara. Mereka mengklaim bahwa mereka adalah kekaisaran yang besar antara bumi dan matahari."

Salah satu petinggi di sunda empire yang sering muncul di permukaan Publik adalah Rangga Sasana . menurut penelusuran penulis melalui kanal youtube ternyata sebelum tergabung di sunda empire pernah menjelma sebagai seorang Kiyai atau ustad. Bisa dilihat di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun