Mohon tunggu...
pauzan basri
pauzan basri Mohon Tunggu... Jurnalis - Pauzan Basri adalah Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (PW IPNU NTB)

Saya beralamat di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Lombok Utara-NTB

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Perjalanan Moh. Akri

28 Agustus 2019   12:31 Diperbarui: 28 Agustus 2019   12:38 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SAYA ingin sedikit menceritakan tentang sebuah perjalanan panjang perjuangan salah seorang politisi muda yang ada di Nusa Tenggara Barat. Langsung saja saya sebut, dia adalah Moh. Akri, SH.I, satu dari sekian banyak politis muda yang ada di NTB. saya tentu sangat belajar banyak dari sosok beliau, yang dikenal tegas, berwibawa hingga cepat tepat dan kerja keras.

Moh. Akri kini sudah berada pada titik klimaks perjuangan panjangnya selama bertahun-tahun berkecipung di Ibu Kota NTB yaitu Kota Mataram. Perjalanan panjangnya tentu tidak serta merta kemudian dia langsung berada pada titik puncak sekarang ini. Moh. Akri yang kini terpilih sebagai anggota DPRD NTB dari partai PPP memiliki perjalanan yang cukup panjang dan bahkan mungkin sangat melelahkan. Namun akhirnya dia hari ini sudah berada pada posisi yang tentu tidak semua orang bisa duduk pada posisi itu.

Saya mulai bercerita berawal dari dia menjadi seorang mahasiswa di Kota Mataram sekitar tahun 2000 an lalu, dia adalah pemuda desa yang berada di desa Bujak Kecamatan Batukliang Lombok Tengah. Kemudian dia merantau ke Kota Mataram dengan tujuan untuk berkuliah di salah satu kampus di Kota Mataram, yaitu di IAIN Mataram. Semenjak dia berkuliah tentu dia tidak hanya sekedar kuliah seperti mahasiswa pada umumnya yang kerjaannya hanya kuliah kampus, kampus kuliah. Melainkan dia mencoba untuk menyibukkan dirinya dengan berbagai aktivitas yang ada dilingkungan kampus dan juga diluar kampus.

Dia masuk di salah satu organisasi ekstra Kampus yang bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IAIN mataram Cabang Mataram. Dari situlah ia mulai ditempa oleh berbagai macam ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu sosial, ilmu agama bahkan hingga berbagai macam ilmu pengetahuan tentang dunia hingga akhirat ia lalui ketika ia masuk di organisasi PMII tersebut. Setelah aktif di organisasi PMII, ia pada tahun 2004 dimandatkan oleh seluruh rayon dan Komisariat pada waktu itu yang merupakan pemilik hak suara sebagai pemilih dan dia terpilih sebagau Ketua Cabang PMII kota Mataram.

Pada saat dia menjadi Ketua Cabang PMII mataram 2004 lalu, dia mulai mengenal banyak para elit-elit politik Ibu Kota Provinsi, secara kebetulan Ketua Mabincabnya pada waktu itu adalah Dra. Hj. Wartiah, M.Pd, yang merupakan anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 hari ini.  

Pada waktu itu Wartiah berada pada posisi Sekretaris Wilayah PPP NTB, kemudian Moh. Akri yang sebagai Ketua Cabang PMII dan Wartiah sebagai Mabincab, secara otomatis banyak berkoordinasi dengan sang Mabincab, arahan dan masukan tentu sangat dibutuhkan oleh Ketua Cabang pada waktu itu. Akhirnya Moh. Akri sewaktu menjadi Ketua Cabang PMII mataram secara tidak langsung banyak bergaul dengan politisi PPP, karena Mabincabnya adalah seorang politis PPP.

Secara perlahan dia mulai aktif di partai PPP, mulai dari menghadiri segala bentuk kegiatan dan acara PPP bahkan sampai tahu segala aktivitas dan agenda PPP di NTB waktu itu. Lama kelamaan setelah dia pasca menjadi Ketua Cabang, dia langsung diangkat menjadi staf di PPP mengikuti Mabincabnya Dra. Hj. Wartiah. TentuKemana sang Ibu Wartiah pasti ada Moh. Akri pada saat itu. Kalau bahasa lainnya itu adalah sebagian kaki tangan dari politisi perempuan hebat Wartiah pada waktu itu.

Pada waktu itu banyak sekali yang meng olok-olok dan bahkan mengkerdilkan dia, karena masak seorang mantan Ketua Cabang PMII menjadi staf di partai, kenapa tidak di LSM saja atau bahkan kerja ditempat lain yang masa depannya jelas dan lebih cerah. Seperti teman-temannya yang seangkatan dengannya. Berikut kata-kata beberapa teman dekatnya waktu itu.

Namun dengan pendirian yang kuat dan keistiqomahannya, dia tetap berjalan menjalani segala aktivitas setiap harinya,  di PPP tanpa mendengar apa kata orang lain membicarakannya.

Tidak lama kemudian Wartiah mendapatkan posisi DPRD Provinsi karena PAW salah satu anggota dewan didapilnya itu karena dewan meninggal. Moh. Akri kemudian mulai naik posisi sebagai Kepala Kantor DPW PPP NTB dan Wartiah sebagai anggota DPRD NTB serta Sekretaris DPW PPP NTB yang diketua oleh Izzul Islam yang saat itu menjadi Bupati Lombok Barat.

Meskipun Akri menjadi Kepala Kantor PPP waktu itu, tidak membuatnya untuk tidak mengabdi di NU, bahkan dia aktif di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)  NTB dengan jabatan sebagai Wakil Ketua. Dan tetap mengabdi di PPP.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun