Mohon tunggu...
Keysyalie Dwi Kusuma
Keysyalie Dwi Kusuma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Halo, saya Keysyalie.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Kabuki: Teater Tradisional Jepang

23 Agustus 2022   18:58 Diperbarui: 12 Desember 2022   09:55 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak elemen dalam budaya tradisional di Jepang, seperti makanan mereka dan seni bela diri sudah dikenal luas di dunia. 

Kabuki merupakan pertunjukan teater klasik Jepang, mungkin ngga begitu dinikmati di dunia barat, tapi kabuki ini sudah berevolusi lebih dari 400 tahun untuk menjaga pengaruh dan kepopularitasan. Kabuki berasal dari kata kerja kabuku, yang mempunyai arti luar biasa atau aneh.

Sejarah Kabuki dimulai pada awal abad ke-17 di Kyoto, di mana ada seorang gadis kuil yang bernama Izumo no Okuni, dia memanfaatkan palung kering sungai Kamo sebagai panggung, tujuannya untuk menampilkan tarian yang tidak biasa bagi pejalan kaki, yang menganggap parodi berani nya tentang doa-doa Buddha yang menghibur dan sangat menakjubkan. 

Tak lama kemudian, kelompok lain pun mulai tampil dengan gaya yang sama. Kabuki membuat sejarah sebagai bentuk penampilan dramatis pertama di Jepang yang di tujukan untuk masyarakat umum. 

Dengan mengandalkan riasan atau yang di sebut keshou, ekspresi wajah alih-alih seperti topeng, dan berfokus pada peristiwa sejarah serta kehidupan sehari-hari, bukan hanya dongeng saja, kabuki membedakan diri dari tari teater kelas atas yang di kenal sebagai Noh, lalu menampilkan pandangan unik terhadap masyarakat selama zaman Edo.

kompas.com
kompas.com

Awalnya, kabuki ini hanya di tampilkan oleh para wanita saja yang secara umum dikenal sebagai Onna-Kabuki. Kemudian berevolusi lagi menjadi pertunjukan asambel dan menjadi atraksi reguler seperti di tempat kedai-kedai teh yang menarik penonton dari seluruh kelas sosial. 

Di titik ini, Onna-Kabuki sering tampil seronok karena para geisha tidak hanya menampilkan kemampuan menyanyi dan menari saja tapi juga tubuh mereka pada pelanggan potensial.

Larangan oleh shogun tokugawa yang konservatif pada tahun 1629 yang menyebabkan munculnya Wakashu-Kabuki dengan para pemuda sebagai aktornya. 

Tapi hal ini dilarang karena alasan yang serupa seperti sebelumnya, lalu terbentuk transisi menjadi Yaro-Kabuki, yang dimainkan oleh pria dan memerlukan kostum yang rumit dan tata rias untuk mereka yang memerankan wanita atau onnagata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun