Mohon tunggu...
Wonda Paulus
Wonda Paulus Mohon Tunggu... -

Perjuangan adalah kewajiban

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wahai Pegiat HAM, Kemanakah Kalian Saat ini?

27 Mei 2015   15:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semalam benar-benar peristiwa yang mengerikan. Sekitar pukul 23.00 WIT, Selasa, 26 Mei 2015, kelompok bersenjata melakukan penyerangan dan penembakan kepada salah satu rumah di Kampung Usir Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Akibat penyerangan itu, satu penghuni rumah tewas dan lima lainnya mengalami luka serius tertembus timah panas penyerang.

"Rumah yang diberondong milik Jufri Tandi Payung, 1 tewas dan 5 lain yang ada di rumah luka-luka,” ujar Kombes Patrige Renwarin, Kepala Bidang Humas Polda Papua.

Patrige menuturkan, rumah itu diserang kelompok bersenjata saat penghuninya tengah bermain kartu. Kelompok bersenjata menembaki rumah itu secara brutal dari luar halaman rumah.

"Jufri Tandi Payung pemilik rumah dan 4 lainnya sedang duduk di ruang tamu sambil main kartu, tiba-tiba terjadi rentetan tembakan ke dalam rumah dari jendela arah sebelah kiri rumah (bagian Timur)," ujarnya. Saat itu beberapa korban kaget dan berupaya merunduk menghindari tembakan.

"Korban yang selamat karena secara refleks menunduk, sedangkan yang tewas tidak sempat," kata dia.  Setelah memberondongkan tembakan, kelompok bersenjata tak dikenal itu langsung meninggalkan lokasi kembali masuk hutan.

Dini hari tadi di Enarotali, Kabupaten Paniai, terjadi juga penyanderaan dua anggota TNI oleh kelompok bersenjata. Kedua anggota TNI itu, masing masing Serda Lery, Anggota Koramil Komopa dan Prada Sholeh, Anggota Kostrad 303/Raider. Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan mengatakan Koramil Komopa sudah menelepon kelompok bersenjata yang menculik dua anggota TNI itu. Namun justru jawabannya tidak manusiawi.

"Jawabannya, kedua anggota TNI sudah dimasak. Jawaban kelompok bersenjata itu seakan mereka tidak memiliki iman", katanya.

Sebelumnya, selain menyandera dua Anggota TNI, kelompok bersenjata di Papua juga menyadera seorang guru, yakni Elda Sanadi. Namun, guru SD Inpres Kamopa tersebut sudah bebas.

Kasus penembakan brutal dan penyanderaan oleh kelompok kriminal bersenjata sudah seharusnya menjadi perhatian para pegiat HAM di Papua. Pegiat HAM harus benar-benar obyektif dalam memperjuangkan penegakan HAM di Papua. Selama ini para pegiat HAM seperti ELSHAM Papua, KNPB, Gempar dan lain sebagainya, selalu berteriak meminta keadilan apabila terdapat dugaan keterlibatan aparat keamanan dalam kasus pelanggaran HAM seperti Kasus Paniai dan Kasus Yahukimo. Namun, apabila Kelompok Kriminal Bersenjata Papua yang melakukan pelanggaran HAM, mereka justru diam dan seolah tidak terjadi apa-apa.

Konsistensi para pegiat HAM tersebut justru semakin dipertanyakan, apabila kasus penembakan brutal dan penyanderaan malam tadi tidak menjadi perhatian atau agenda pembahasan oleh para pegiat HAM. Dan sudah seharusnya perjuangan HAM terlepas dari kepentingan kelompok tertentu. Karena tentunya masyarakat setiap hari semakin pintar dalam melihat kelompok-kelompok yang tidak konsisten dalam perjuangannya.

Mari perjuangkan nilai-nilai Hak Asasi Manusia secara konsisten!

Sumber :

http://nasional.tempo.co/read/news/2015/05/27/058669829/diculik-kelompok-bersenjata-di-papua-2-tentara-kabur

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/630755-penembakan-brutal-di-papua--satu-tewas--lima-terluka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun