Pengembangan Kapasitas Dan Kekuatan Pikiran Bagi Peserta Didik. Perlukah?
        Saat ini banyak perilaku manusia yang membingungkan. Pernahkah kita memikirkan mengapa seorang penjual menyambut seorang konsumen dengan "Ya pak, bolehkah saya membantu?" Tetapi dia hampir mengabaikan konsumen yang lain? Atau mengapa seorang pria membuka pintu untuk seorang wanita tetapi tidak untuk wanita yang lain? Atau mengapa seorang pegawai akan secepatnya melaksanakan instruksi seorang atasan, tetapi dia menggerutu ketika melakukan apa yang diminta oleh atasan yang lain? Atau mengapa kita memberi  perhatian yang baik kepada seseorang tapi tidak kepada yang lain?
        Sebagai seorang pendidik, coba perhatikan perilaku peserta didik kita! kita akan mengamati beberapa peserta didik menerima sapaan yang kurang tulus. Sementara peserta didik yang lain menerima sapaan yang tulus dan penting. Perhatikan! Kita sebagai pendidik akan mengamati sejumlah peserta didik menerima kepercayaan, kesetiaan dan penghargaan, sementara yang lain tidak.
        Perhatikan lebih dekat! Kita sebagai pendidik akan menemukan bahwa peserta didik yang memperoleh penghargaan terbanyak adalah peserta didik yang paling sukses dalam studinya.
        Apa penjelasan dari ilustrasi di atas? Ini dapat disaring menjadi satu kata, "Pikiran". Pikiran membuat hal itu terjadi. Orang melihat kita dari apa yang kita lihat dalam diri kita. Kita menerima jenis sapaan yang menurut kita patut diterima. Orang yang berpikir bahwa dirinya lemah, meski apapun kualifikasi sesungguhnya yang dia miliki, menjadi lemah. Karena itu, pikiran mengatur tindakan. Jika seorang merasa lemah, dia akan bertindak demikian, dan tidak ada penyamaran yang sanggup menyembunyikan perasaan dasar ini cukup lama. Orang yang merasa dirinya tidak penting, menjadi tidak penting. Sebaliknya, orang yang benar-benar berpikir dirinya sama penting dengan tugas itu, menjadi penting.
        Untuk menjadi penting, kita harus berpikir bahwa diri kita penting, benar-benar berpikir demikian, sehingga orang lain pun akan berpikir yang sama.
Berikut ini adalah logika dari hal di atas:
        Bagaimana kita berpikir menentukan bagaimana kita bertindak. Bagaimana kita bertindak menentukan bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita.
        Seperti ungkapan lain: mendapatkan penghargaan adalah sangat mudah. Untuk memperoleh penghargaan dari orang lain, mula-mula kita harus berpikir bahwa kita layak mendapatkannya. Semakin besar penghargaan kepada diri sendiri, semakin besar pula penghargaan orang lain kepada kita. Ujilah prinsip ini! Apakah kita menghargai para pemabuk di Cafe? Tentu tidak. Kenapa? Karena orang yang malang ini tidak menghargai dirinya. Dia membiarkan dirinya hancur karena  tidak memiliki penghargaan diri.
        Penghargaan diri memperlihatkan wujud dari segala sesuatu yang kita perbuat. Sekarang mari perhatikan beberapa cara khusus agar dapat meningkatkan penghargaan diri, sehingga kita memperoleh penghargaan yang lebih besar dari orang lain.
        Tampil sebagai orang penting akan membantu kita berpikir penting. Ingatlah penampilan kita "berbicara". Pastikan penampilan kita menyampaikan hal-hal positif mengenai diri kita. Kita tampak seperti orang yang kita inginkan.
        Sekarang orang menilai sesamanya dari penampilan. Bagaimana dengan pakaian yang dikenakan? Apakah kita yakin dengan penampilan kita? Tampil rapi tidaklah mahal. Berbusanalah dengan benar. Ingat! Tampillah sebagai orang penting untuk membantu kita berpikir penting. Gunakan pakaian sebagai sarana mengangkat semangat kita, membangun keyakinan. Penampilan fisik dari luar mempengaruhi kemampuan mental di dalam. Bagaimana kita tampak dari luar mempengaruhi bagaimana kita berpikir dan merasa dalam batin.
        Siapa saja yang pernah menjadi tentara, mengetahui bahwa seorang prajurit merasa dan berpikir sebagai seorang prajurit ketika ia mengenakan seragam.  Seorang wanita merasa seakan-akan hendak pergi ke pesta jika ia berpakaian untuk ke pesta. Begitu juga seorang eksekutif merasa seorang eksekutif ketika dia berpakaian seperti eksekutif.
        Penampilan kita berbicara kepada kita, juga berbicara kepada orang lain. Penampilan membantu menentukan apa yang dipikirkan orang lain tentang kita. Secara teori, menyenangkan mendengar bahwa kita seharusnya melihat seseorang dari kecerdasannya, bukan pakaiannya. Tapi jangan salah, orang mengevaluasi kita berdasarkan penampilan. Penampilan adalah basis pertama untuk mengevaluasi orang lain. Kesan pertama bertahan lama, melebihi semua bagian waktu yang diperlukan untuk membentuk kesan tersebut.
        Benar, penampilan seseorang sangat berbicara. Penampilan yang dilengkapi pakaian yang baik menyampaikan pikiran yang positif. Penampilan itu mengatakan, "Inilah orang yang penting; cerdas, sukses, dan dapat diandalkan. Orang ini dapat dihargai dan dipercaya. Dia menghargai dirinya dan saya menghargai dia."
        Penampilan yang sembrono menyampaikan pikiran yang negatif. Penampilan ini mengatakan: "Inilah orang yang tidak melakukan sesuatu dengan baik. Dia ceroboh, tidak efisien, dan tidak penting. Hanyalah manusia rata-rata. Tidak layak mendapatkan pertimbangan yang istimewa. Dia bisa didorong ke sana ke mari."
        Ingat, penampilan berbicara kepada kita dan kepada orang lain. Pastikan penampilan menyatakan, "Inilah orang yang menghargai dirinya. Dia penting."
        Jadi sangat penting dan sangat perlu saat ini bagi kita sebagai pendidik untuk terus-menerus mengembangjkan kapasitas dan kekuatan pikiran peserta didik. Peserta didik selalu diingatkan dan diarahkan bahwa:  Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika penampilan membuat kita merasa lemah, kita menjadi lemah. Jika penampilan kita membuat kita berpikir kecil, maka kita kecil. Tampilah yang terbaik, dan kita akan berpikir serta bertindak yang terbaik. Semoga.
Penulis: Paulus Budi Winarto Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang
        Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI