Mohon tunggu...
PAULUS BUDI WINARTO
PAULUS BUDI WINARTO Mohon Tunggu... Guru SMP Pendowo Ngablak Magelang

Hobi membaca, menulis, jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa Gaul, Ancaman Atau Potensi?

23 Mei 2025   14:00 Diperbarui: 23 Mei 2025   13:35 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan Bahasa Gaul di kalangan remaja (Foto koleksi pribadi Paulus Budi Win)

 

                Sering kita mendengar kesalahan penafsiran dari istilah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Secara umum masyarakat awam mengartikan menjadi berbahasa Indonesia yang menggunakan kata-kata baku yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bila ditilik dari pengertian berbahasa Indonesia yang baik dan benar, maka pengertian tersebut dapat berarti berbahasa Indonesia yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa Indonesia atau dengan kata lain menggunakan kata-kata yang baku.

                Jadi, berbahasa Indonesia yang baik (sesuai situasi dan kondisi) memungkinkan seseorang untuk tidak berbahasa baku. Artinya berbahasa yang sekiranya dapat diterima oleh situasi dan kondisi yang dihadapinya. Apakah situasi itu resmi, santai, dan sebagainya.  

Meski bahasa Indonesia telah menjadi bahasa nasional sejak 28 Oktober 1928, saat di ikrarkannya Sumpah Pemuda. Namun hingga kini masih banyak rakyat Indonesia (terutama kaum muda) yang belum menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Kita menyadari betul, betapa sulitnya menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Karena masing-masing suku di Indonesia masih menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Bahkan dalam UUD 1945 terdapat pasal yang tetap memberi jaminan kepada bahasa daerah untuk tetap memperkaya khazanah kebahasaan kita.

Dari kalangan kaum muda sering kita dengar adanya bahasa-bahasa gaul atau bahasa-bahasa prokem. Bahkan sekarang telah diterbitkan kamus bahasa gaul. Adanya bahasa-bahasa semacam itu tentunya lebih memperkaya "jumlah" bahasa yang ada di Indonesia. Kita tidak tahu pasti apakah ini ancaman atau potensi?

Mungkin kenyataan di lapangan, kita belum pernah mendengar orang berbahasa dengan menggunakan kata-kata yang baku. Misalnya: Maukah engkau menonton film di bioskop malam ini denganku? Sampai kiamat mungkin kita tidak akan mendengar orang berbahasa seperti itu.

Karena sulitnya menetapkan "berbahasa Indonesia yang benar" membuat orang mencari-cari kata yang pas di lidah maupun di telinga kita. Seperti penggunaan "biarin", "ngapain", "nggak" dan yang lainnya. Untuk kata-kata di atas yang baku adalah "biarkan", "mengapa", "tidak".  Ada semacam kejanggalan bagi kita bila menggunakan bahasa yang baku , lebih terkesan formal untuk diucapkan pada situasi santai.

Lebih Bangga Menggunakan Bahasa Gaul

                Agaknya generasi muda kita lebih bangga menggunakan bahasa gaul atau bahasa prokem dari pada menggunakan bahasa Indonesia. Mereka sepertinya tidak sadar bahwa mereka telah memperkosa bahasa Indonesia. Padahal kalau kita melihat sejarah, kaum mudalah yang memprakarsai Sumpah Pemuda 1928 yang merupakan sumbangan moral cukup berharga bagi bangsa ini, dan juga merupakan tonggak sejarah ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

                Tapi kita tidak bisa pungkiri, masa-masa revolusi telah lewat. Dan generasi kita adalah generasi yang lahir sesudah revolusi. Dalam perjalanan waktu banyak sekali masalah-masalah yang telah melunturkan semangat revolusi kaum muda, termasuk semangat untuk menjaga bahasa Indonesia. Mereka telah banyak disibukkan dengan masalah narkoba dan kenakalan remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun