Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepotong Doa Buat Pahlawanku di Laut Lepas

28 April 2021   21:20 Diperbarui: 28 April 2021   21:44 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita berdiri di pinggir pantai (bisotisme.com)

Seorang wanita uzur terhenti di ambang pantai. Menatap laut lepas sambil mendekap rindu. Berbicara pada sunyi dengan bibir terkunci rapat, meski telah berkali-kali dicobanya untuk melambungkan risau hatinya pada ombak, pada semilir angin. Juga pada langit pekat yang menjadi saksi bisu kepergian kekasih hatinya.

Wanita uzur mencoba mengejar bayang-bayang pahlawannya. Buah cintanya yang ditelan samudera.  Namun, kesedihan malah menyumbat  relung  dadanya untuk melambungkan sepotong doa. Dapatkah camar di atas sana menggantikan pedih di hatinya? 

Dengan sejengkal tenaga tersisa, wanita itu mencoba menegakkan asa yang sejak kemarin pulas dalam hembusan maut. Meletakkan bayang-bayang pahlawan hatinya di pelupuk hati. Sepotong doa yang tersumbat duka pun meleset keluar membelai sepi:

"Tuhan peluklah ia dalam kerahiman-Mu."

Wanita uzur membentangkan dada dalam tarikan napas yang panjang. Membiarkan dukanya bergulir di atas gulungan ombak. Sembari berbisik, 

"titip rindu untuk pahlawanku di laut lepas".

Jakarta, 2804021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun