Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kegagalan adalah Tanda Koma

22 April 2021   18:53 Diperbarui: 23 April 2021   07:45 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang putus asa (kabarone.com)

Sebagai manusia, kita tidak luput dari kegagalan. Kita gagal membina rumah tangga, gagal mengikuti tes masuk sebagai karyawan, gagal melakukan percobaan ilmiah, gagal menarik hati seorang gebetan, gagal dalam tes kenaikan jabatan, dan lain-lain. Tentu saja kegagalan ini tidak menyenangkan. Lantas, bagaimana sebaiknya kita menyikapinya agar kita tidak berlarut-larut dalam mempersalahkan diri? Nah, trik jitunya adalah menjadikan kegagalan itu sebagai tanda koma.

Loh, kok, bisa? Apa hubungannya?

Tanda Koma (,)

Dalam linguistik tanda koma (,) merupakan tanda atau simbol penulisan yang digunakan untuk menandai jeda atau perhentian sementara suatu kalimat. Di sini kita berhenti sejenak untuk menarik napas lalu melanjutkan bagian kalimat lainnya sampai selesai. Jika kita tidak memperhatikan tanda koma, menimbulkan dua kemungkinan. Pendengar kurang memahami makna kalimat yang dibacakan karena ambigu. Di samping itu, menimbulkan kelelahan. 

Bayangkan saja jika tidak ada tanda koma ketika membaca sebuah kalimat yang panjang atau kalimat kompleks. Coba kita baca kalimat yang tidak ada tanda komanya di bawah ini.

Budi tekun belajar di rumah setiap hari agar memperoleh nilai ujian terbaik sedangkan kedua saudara kembarnya Riko dan Riki selalu asyik bermain game online.

Makna kalimat di atas bisa ditafsirkan:

  1. Budi tekun belajar setiap hari,

  2. Kedua saudara kembar (dari) Budi yang bernama Riko dan Riki selalu asyik bermain game online,

  3. Kedua saudara kembar (dari) Riko dan Riki selalu asyik bermain game online.

Jika kalimat kompleks di atas diberi tanda koma, 

Budi tekun belajar di rumah setiap hari agar memperoleh nilai ujian terbaik, sedangkan kedua saudara kembarnya, Riko dan Riki, selalu asyik bermain game online.

makna kalimatnya menjadi seperti kalimat 1) dan 2). Berbeda bukan? 

Demikian hal dengan suatu perjuangan. Apabila kita menemukan kegagalan, jadikan kegagalan itu sebagai tanda koma. Bukan sebagai tanda titik. Sebagaimana tanda koma menghendaki kita berhenti sebentar untuk mengatur napas, kegagalan pun dimaknai sebagai berikut.

  1. Kegagalan adalah kesempatan untuk menarik diri, merefleksi, mencari tahu di mana letak kekurangan diri kita.

  2. Kegagalan adalah kesempatan untuk untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi diri.

  3. Kegagalan adalah kesempatan untuk membangkitkan optimisme bahwa keberhasilan masih terbuka lebar di depan saya.

Lain halnya dengan tanda titik.  Tanda titik menandakan suatu kalimat sudah berakhir. Jika kegagalan sebagai tanda titik,  perjuangan kita sudahlah final. 

  1. Kegagalan merupakan akhir dari suatu perjuangan. 

  2. Sebagai akhir suatu perjuangan, kegagalan menjadikan kita putus asa, mandeg, dan tidak ada lagi semangat untuk maju dan berkembang.

  3. kegagalan membuat kita menjadi orang yang pesimis sehingga menutup diri untuk mencari terobosan-terobosan baru.

Kesimpulan:

Gagal untuk menggapai suatu tujuan adalah hal yang wajar. Mengapa? Karena kita manusia yang telah diberi kebebasan oleh Allah untuk berusaha, untuk memanfaatkam segenap talenta, segenap kemampuan kita. Namun, seringkali kita tidak mengasah talenta itu. Bahkan kita terlalu percaya diri bahwa kita bisa. Padahal, ada kekurangan diri kita yang tidak kita sadari. 

Marilah kita menjadikan kegagalan itu sebagai tanda koma, bukan sebagai tanda titik. Sebagai tanda koma, kegagalan disadari sebagai suatu kesempatan untuk melihat diri; kesempatan untuk memperbaiki kekurangan diri sehingga ketika waktunya tiba, kita akan maju dengan menggenggam optimisme bahwa kita pasti berhasil. 

Semoga!

Ujung Menteng, 220421.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun