Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

9 Alasan Pak Jokowi Harus Berterima Kasih kepada Pak SBY

12 Juni 2016   06:05 Diperbarui: 13 Juni 2016   15:28 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Presiden keenam ini memang gemar bersolek. Pecinta keindahan dan seni yang dipersembahkan melalui album-albumnya semasa menjadi pejabat nomor satu di negeri ini. Heran dan mengagumkan, di tengah kesibukan memimpin dan memerrintah malah menghasilkan album, sekarang hampir dua tahun pensiun malah tidak membuat album. Kan senimannya tidak pensiun, yang pensiun kan presidennya.

Pak Jokowi sebagai penerus, lebih muda, dan pantas sebagai murid memang layak mengucapkan banyak terima kasih karena apa yang beliau persiapkan sehingga Pak Jokowi bisa menampakkan hasilnya. Pembangunan itu berkelanjutan, bukan sesaat dan seketika. Oleh karena itu ada beberapa hal yang patut diberikan apresiasi tinggi bagi Pak Beye.

Pertama, pembelian pesawat kenegaraan. Jelas berguna bagi Pak Jokowi yang hobi blusukan. Meskipun penerbangan beliau sebagai pribadi memilih Garuda ekonomi, jika sebagai presiden tentu perlu banyak hal yang menjadi pertombangan. Jasa dan keputusan Pak Beye luar biasa, tahu kegemaran pengantinya yang memang suka kunjungan ke mana-mana. Coba kalau komersial ke Kalbar sudah sekian kali, ke Aceh, ke Papua, ke Sulawesi, dan mungkin nanti akan sama dengan almarhum Yohanes Paulus II yang hingga empat kali keliling dunia. Pak Jokowi bisa sepuluh kali keliling Indonesia.

Kedua, infrastruktur, baik jalan, bendungan, ataupun yang lainnya. coba kalau Pak Beye kerja cepat dan tidak besar di wacana, kasihan Pak Jokowi hanya akan nganggur, dan tidak ada kerjaan. Bingung malah ngantuk di  istana. Sekarang beliau keliling ngecek karena birokrasinya memang tidak jalan. Ini berkat kinerja Pak Beye lho.

Ketiga, salah satu jasa besar Pak Beye adalah membiarkan Petral tetap berdiri. Jika sudah bubar kan ekonomi stabil, wah kasihan Pak Jokowi gak ada gawe kato wong kito, hanya bingung mau ngapain, harga BBM sudah baik, rakyat gembira, mosok mau makan gaji buta, kan gak enak. Pembubaran Petral yang telah diwacanakan lama inipun, entah bagaimana sekarang, ganti daging masalahnya.

Keempat, Hambalang, ini persoalan sangat komplek, maling, olahraga, kongkalikong, dan politikus busuk berkolaborasi dengan pejabat dan pengusaha, komplit pokoknya sebagai monumen. Demikian juga di ESDM, dewan dan komplotannya bedol desa pindah ke lapas semua. Pelajaran berharga bahwa kementrian dari parpol yang sama jangan juga ngawasi di dewan, akhirnya kongkalikong dan barengan masuk bui. Tidak heran kemenpora mendapatkan raport merah dari BPK (yang beri rapor saja kacau).

Kelima, dewan yang kacau karena dagelan. Ini jasa beliau dua periode yang memanjakan dewan. Kalau kemarin dikelola dengan tegas, keras, dan disiplin, pemerintahan sekarang tinggal menjalankan pembangunan, wah bisa lemes pak Jokowi tidak bisa blusukan dan harus memikirkan dengan rumit berkaitan dengan anggaran. Dewan menghasilkan lembaga negara yang tidak kalah aneh dan lucunya.

Keenam, soal hukuman mati. Ngantri panjang lho ada yang lebih dari sepuluh tahun. Berarti kan sejak masa Pak Beye. Jika saja hukuman mati diterapkan era beliau, Pak Jokowi tidak mendapatkan dukungan sebagai presiden yang berani mengambil risiko dimusuhi dari dalam ataupun luar negeri.

Ketujuh,narkoba, ini target 2015 bebas narkoba, siapa coba yang mencanangkan? Hebat kan memberikan target luar biasa, sedangkan menghukum pelaku saja tidak berani. Sekarang dari bupati hingga kuli terjerat narkoba, dari remaja hingga tentara, dari dewan pusat hingga   polisi dipecat, pabriknya di lapas lagi. Kinerja luar biasa masa Pak Beye lah yang membuat Komjend Budi Waseso dan Pak jokowi yang mendapat acungan jempol banyak orang.

Kedelapan, kabinet yang tenteram, tidak pernah bertikai, pemilihan bak memilih model untuk film, dan kepemimpinan Pak Beye membuat mereka bekerja sangat keras, tidak sempat bertikai, atau karena kekenyangan makan uang dari kongkalikong bersama saudara di gedung sebelah itu? Memberikan peluang besar bagi kabinet kerja memperlihatkan kinerja yang berbeda.

Kesembilan,gaduhnya suap menyuap, dan terkuaknya peradilan busuk. Apakah ini ada Cuma era Pak Jokowi saja? Ah sangat tidak mungkin, ketika Ombudsman menyatakan penelitian mereka mengatakan pertemuan pertama sudah ada ajakan main uang dan pasal. Berarti ini permainan lama yang menjadi pola dan gaya hidup. coba kalau hal itu ditindaklanjuti sejak dulu, pemerintahan ini tidak akan mendapatkan nama baik, karena tinggal menjalankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun