Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Johnny Plate, Kesempatan Menkominfo Jadi Jubir Presiden

20 November 2021   10:14 Diperbarui: 20 November 2021   10:16 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cara komunikasi dan politik Jokowi jelas berbeda dengan SBY atau pun Soeharto. Ada kebiasaan Jokowi yang langsung menjawab isu-isu terbaru, dengan tidak formal. Atau kalau sangat serius, seperti persoala demo, kedatangan Rizieq presiden secara langsung mengadakan konferensi pers.

Ada sisi-sisi  perlu jubir setingkat menteri, sehingga ada, tanggapan yang sepadan. Mengapa?

Kini, pemerintah itu gencar menyasar hal-hal yang menghambat elit untuk bisa leluasa. Contoh, mengejar dana piutang obligor. Mereka ini kuat dalam banyak sisi, sangat mungkin menggerakan media untuk menebar isu-isu tidak semestinya.

Ada pula narasi pemerintah antikritik. Pelakunya sih itu lagi-itu lagi, Menko Polhukam sudah menanggapi dengan lugas. Toh masih saja menjadi gorengan dari  barisan sakit hati.

Oposan resmi di dewan itu sangat lemah. Sama sekali tidak pernah ada upaya cukup signifikan untuk menolak ide dan gagasan pemerintah. Namun. Oposan media sosial itu makin mengerikan.

Pembubaran dan pelarangan FPI dan HTI juga bisa menjadi bumerang, jika tidak cukup literasi unguk publik di dalam memberikan penerangan yang sepadan. Lihat saja elit kedua kelopok itu masih setiap saat menebarkan racun dan tudingan yang bak babi buta.

Nah, posisi Menkominfo yang keberadaannya sangat kuat, ada di dalam UUD sebagai pemabntu presiden, bisa menjadi juru bicara yang sangat kuat legalitasnya.  Sekaligus bisa juga melakukan tindakan lain dalam sisi teknis digital.

Kekuatan Johnny Plate lainnya adalah ia orang partai politik. Back up parpol, suka atau tidak, dalam alam demokrasi yang seperti ini masih cukup penting dan krusial.

Massalahnya adalah parpol kadang mengambil kesempatan untuk menaiki  ombak dari para oposan dan menari ikt genderang mereka.

Susah melihat parpol allout mendukung presiden, karena kadang, elit mereka juga menjadi sasaran dari kebijakan pemerintah, dan mereka tidak berdaya secara regulasi, ikut dalam demokrasi jalanan.

Politik gaduh ini sejatinya tidak cukup signifikan mengganggu kinerja Presiden Jokowi secara pribadi. Jokowi bukan model demikian, namun publik yang terserap energi baiknya dan menjadi tidak nyaman. Brisik, noise yang sangat mengganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun