Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Novel Baswedan dan 74 Lainnya Dinonaktifkan, Menanti Kelanjutannya

11 Mei 2021   18:21 Diperbarui: 11 Mei 2021   18:30 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Opini yang digiring oleh mantan komisioner, politikus, netizen eh kog kelompok yang itu-itu juga, nah dengan tuntutan Novel dkk, akan ditemukan titik temu yang terbaik, lebih obyektif, lebih mendekati kebenaran, dan paling tidak, semua memiliki pemahaman yang sama.

Saya pribadi kog cenderung memang mereka tidak lolos, karena penggiringan opininya sangat berlebihan. Jika biasa-biasa saja, mengapa harus segitu ngototnya? Malah jadi tanda tanya, ada apa ini?

Reputasi pemerintah mosok dipertaruhkan hanya untuk segelintir orang, ingat bangsa ini 275 juta warganya, apa iya, hanya untuk "membuang" yang  75 yang jauh lebih besar itu dipertaruhkan. Nampaknya pemerintah tidak seugal-ugalan itu juga kali.

Rekam jejak juga menentukan. Bagaimana selama ini perilaku yang terjadi.  Bagaimana sisi pemerintah meskipun masih banyak bopeng toh bekerja dengan relatif waras. Lebih bisa diyakini kebenarannya ketika berbicara penanggulangan korupsi.

Kepolisian juga bekerja keras. KPK mengakui, OTT Bupati Nganjuk karena kerja sama dengan Bareskrim, polisi sudah mendahului  mengumpulkan data dan mengulik sang bupati.  Belum lagi jika bicara Kejaksaan Agung.

Hadiah Lebaran yang indah bagi anak bangsa yang rindu KPK berkarakter nasionalis dan bekerja sesuai dengan koridor hukum. Layak ditunggu juga upaya Novel Baswedan dkk jika mau menuntut  ke pihak yang berwenang untuk itu.

Demokrasi yang masih coba-coba wajar jika gaduh, asal bermanfaat dan demi kebaikan bersama. Masih akan panjang drama Korea ala KPK. Tetapi itu jauh lebih baik dari pada hanya berdasar asumsi dan klaim sepihak.

Mau baik dan bersih ya memang kadang menyakitkan. Siapa yang salah akan seleh, falsafah Jawa yang layak menjadi pedoman untuk menunggu ke mana muara dari keadaan ini semua.

Perbaikan dan perubahan memang harus terus menerus dilakukan. Ketika ada pihak yang enggan bebenah dan berubah, lha ada apa? Patut dipertanyakan.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun