Menggunakan nama besar masa lalu, Masyumi, bukan jaminan untuk bisa kembali eksis. Ingat generasi Masyumi berjaya sudah habis, mulai pikun, dan tidak lagi pedulii politik. Generasi sekarang mana mau tahu sejarah yang tidak ada dampak gedenya. Lha soal PKI, kisah 98, Â dan Soeharto saja anak-anak sekarang sumir. Apalagi Masyumi, jangan-jangan dengar saja tidak.
Ajakan mereka pada Amien sudah dijawab dengan partai barunya, UAS, sangat mungkin, ketiga, soal Rizieq, ada beberapa hal mengenai Rizieq,
Posisi Rizieq itu ketua, bukan anak buah, atau penasihat. Susah melihat ia dalam naungan parpol yang tidak ia kendalikan sepenunya. FPI itu seperti tangannya sendiri bagi Rizieq, mau diapakan saja tidak akan menolak. Mirip wayang dengan dalangnya. Lha di KAMI, eh Masyumi, mana bisa ia sekuat itu.
Masuk parpol berarti mau tunduk pada ideologi Pancasila. Jika demikian, akan hilang pamornya dan juga pengikat fanatisnya. Ada pendukung sangat kuat karena kesamaan platform ini. Hal  yang sangat susah ia lepaskan.
Ada Din Syamsudin dan Gatot Nurmantyo pula, selain UAS yang pernah menyatakan diri untuk maju dalam pilpres. Artinya makin banyak orang yang berhasrat untuk ikut dalam pemilihan dalam satu kubu dan kotak yang sama. Ini malah makin rumet bukan solid.
Elit KAMI yang mengatakan jika PA 212 yang tidak terakomodasi, dengan kedatangan Rizieq ini juga menjadi potensi masalah. Ayam sudah mendapatkan induk, apakah mau menjadikannya persaudaraan menjadi partai politik?
Pergerakan ini akan makin menguat makin dekat dengan 2024. Berbagai manufer dan aksi dari banyak lini mulai berkonsolidasi. Mau orang yang gede rasa dan merasa mampu ataupun yang memang benar-benar mampu dan banyak memiliki dukungan.
Keberadaan parpol itu memegang peran penting, pendirian partai dan upayanya jelas sebagai kendadaraan utama untuk itu. Menantikan juga bagaimana Rizieq apakah akan juga mendirikan partai?
 Masih banyak pula orang yang semata gede rasa namun tidak berani maju dalam berkompetisi dalam pemilihan presiden. Padahal bisa  juga diawali dari bawah menjadi bupati-walikota, gubernur, dan baru mengaku layak menjadi presiden. Patut  ditunggu dan dinantikan, asyik dengan polah mereka ini.
Terima kasih dan salam