Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Kepulangan Imam Besar Rizieq Shihab

14 Oktober 2020   11:16 Diperbarui: 14 Oktober 2020   11:24 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dulu, pernah juga bahkan penerbangannya sudah diketahui dan akan mendarat dan sudah persiapan penyambutan. Mana buktinya?  Sangat wajar dilakukan para bawahannya yang jelas bingung bak ayam kehilangan induknya.

Keempat, keberadaan FPI itu ilegal, namun memang masih banyak tanya mengapa tidak ada aksi nyata untuk itu. Masih saja ugal-ugalan. Benar, demokrasi itu sepanjang masih  omongan belum bisa menjadi kasus hukum, aksi baru menjadi pelanggara n hukum. Namun perusakan demi perusakan yang ada, mosok belum juga menjadi tanda bahwa layak ditegasi, ini artikel lain lebih pas.

Kelima, berkaitan dengan poin di atas, kali ini kata-kata memimpin revolusi, sangat bisa ditafsirkan sebagai makar, kudeta, dan menggulingkan pemerintahan yang sah, pantas kalau KSP menmberikan hak kepada kepolisian untuk menafsirkan itu semua.

Keenam, ini sangat mungkin menjadi kunci bagi kepolisian menangkap begitu mendarat di bandara. Aneh lah ada "pemberontak" datang malah disambut. Berani atau tidak, itu saja.

Ketujuh, kepergian dengan nama terserah mau apa namanya, toh pergi ke luar negeri dengan segala catatan masalah dan potensi pelanggaran hukum. Mau SP3, mau itu kriminalisasi, sepanjang tidak dan belum diselesaikan secara hukum, masih saja melekat ia pergi, kabur, dan sah beberapa pihak mengatakan itu sebagai pelarian.

Kedelapan, propaganda, menuding pemerintah ini dan itu dari luar negeri, dan kini konon menglaim akan memimpin revolusi, lagi-lagi multi tafsir, dan boleh menafsirkan ini sebagai sebuah upaya makar dan sudah mengajak orang untuk melakukan. Yang percaya kalau ini tindakan melawan hukum berhak untuk meminta penegak hukum tegas.

Kesembilan, forum demokrasi itu jelas, pemilu sebagai tonggak pemilihan. Mengapa tidak melalui parpol dan pemilu, hanya teriak-teriak sebagai ini dan itu. Lajulah melalui pemilu dan takar di sana, kapasitas penerimaan msyarakat itu seperti apa.

Kesepuluh, kepulangannya cenderung prank. Bagaimana tidak, ada beberapa hal yang laik dijadikan rujukan.

Satu, ini sudah kesekian kalinya hanya klaim semata. Tidak ada kelajutan dan realisasinya. Relatif akan sama saja, hanya untuk ngeyem-eyemi pendukungnya.

Dua, selalu ketika sedang memanas situasi politik, keberadaan Rizieq dijadikan isu lagi. Ini adalah penyemangat bagi para pengikutnya, mereka kurang berani tanpa adanya Rizieq di tengah-tengah mereka.

Tiga, keadaan lebih buruk dalam aneka demo lebih tenang tanpa ada Rizieq di tanah air. Hal yang wajar jika banyak pihak tidak mengharapkan kepulangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun