Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

PAN dan 9 Alasan Politisasi Terjemahan Injil Bahasa Minang

4 Juni 2020   18:47 Diperbarui: 4 Juni 2020   19:58 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah sangat mungkin ada di politikus ini yang diatasnamakan warga Minang seluruhnya.

Keempat, dikatakan aplikasi ini meresahkan. Apakah demikian? Mengapa yang mengatakan bukan tokoh adat setempat dulu, namun pemain politik? Ada indikasi kuat oposan pula. Yang membuat resah itu siapa jika demikian?

Lebih cenderung politikus ini mau membangun  eksistensi diri dengan agama dan adat. Lucu dan miris ketika anggota dewan kelas pusat namun masih berkedok agama dan adat.

Kelima, memangnya Injil itu serupa dengan tulisan Karl Mark dan komunisme yang sudah dilarang dengan TAP MPR atau bahkan UUD melarang penerjemahan Injil? Jika iya, kapan dan pasal mana, bisa ditunjukkan, jika tidak, justru si anggota dewan yang melanggar hukum.

Keenam, penegak hukum harus proaktif karena adanya penerjemahan yang sangat meresahkan. Meresahkan mana korupsi, maling, terorisme, atau fitnah yang demikian masif ini. Apakah tidak tahu atau  pura-pura tidak tahu.

Ketujuh, jika penerjemahan ke bahasa Minang dilarang, berarti seharusnya pula semua penerjemahan Kitab Suci apapun juga dilarang. Atau baru tahu ada Kitab Suci dalam bahasa setempat? Jika demikian, kasihan sekali sekaliber anggota dewan pusat tidak tahu apa-apa. Apakah hanya Injil dan bahasa Minang saja yang tidak memperbolehkan? Jika demikian, istimewa sekali Minang dan sungguh ironisnya Injil jika demikian.

Kedelapan, paling-paling nanti akan hadir klarifikasi bukan begitu maksudnya, atau mengaku dihack dan dibajak. Melimpah ada di google artikel yang membahas itu. Jadi jangan khawatir akan ngeles seperti apa toh masih banyak rekam jejaknya.

Kesembilan, begitu banyak hal mendesak lainnya yang perlu disikapi, covid di Sumbar demikian tinggi, malah mengurus hal yang tidak mendasar seperti ini. Miris sebenarnya  gaji gede tapi pola pikir sak uprit begini.

Mohon maaf kepada rekan-rekan Minang, sama sekali tidak bicara soal Minang, namun sikap seorang politikus yang mengaku suku Minang dan bertindak seperti kupasan di atas. Semua ada data lengkap, link, dan bahasan yang cukup dasarnya.

Sekali lagi ini bukan bicara agama, namun sikap orang beragama. Mengapa masuk kanal politik? Ya karena yang memainkan orang politik. Jauh dari sosial budaya ini. Agama dan orang beragama itu beda. Jadi jangan mudah baper. Kalau tidak setuju, silakan buat artikel sanggahan.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun