Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Artikel ke-2500

21 Februari 2020   18:54 Diperbarui: 21 Februari 2020   18:55 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Artikel 2.500

Sama sekali tidak menyangka bisa mencapai angka 2.500, dua ribu lima ratus artikel dalam waktu enam tahun kurang empat bulan. Idenya dulu sih setahun bisa 500 artikel. Dan itu hanya berjalan sampai tahun ketiga.

Tahun ke empat, dan ke lima, apalagi memasuki tahun ke enam mulai berat. Berat dalam arti makin tidak akan laku dalam keterbacaan. Iklas sih gak dibaca, tapi buat apa jika menulis tanpa dibaca. Kan percuma.

Belajar banyak banget dari Kompasiana. Masih ingat artikel pertama, paling dua digit dan kini ketika sudah angka di atas 2000 juga kembali ke titik yang sama. Artikel pertama yang mencapai tiga digit itu kisaran seminggu, ketika angka 900-an dengan komentar yang sangat mengerikan, pengalaman perdana namanya saja.

Polos atau naif, ketika mengomentari sebuah berita mengenai toleransi itu haram.  Profesor lho yang membantah, dan tidak tahu cara bersikap di dalam interaksi itu. Ini juga artikel pertama yang mendapatkan tanggapan dari Kompasianer lain, apakah masih aktif tidak tahu persis.

Trending Article, dulu lapak ini yang sering membuat penulis mendapatkan "panggung", keterbacaan relatif lebih cepat dan besar. Karena ada dalam layar utama. Full keputusan Admin, tanpa bisa direkayasa dengan  mempermainkan komentar atau vote sebagaimana NT.

Setiap tulisan masuk  pada jajaran NT itu dulu, awal-awal sangat mudah, karena mengandalkan relasional, jalan-jalan mengunjungi lapak rekan. Vote akan didapat. Pun ketika NT dengan banyaknya komentar, biasa ngerjain  akun yang memang suka ribut. Nah karena mau ribut bisa dipakai untuk banyak komentar. Lumayan banyak akun-akun suka ramai kala 2014-2017-an. Kini hampir tidak ada.

Belajar banyak banget dari K. Bagaimana mengelola perbedaan pendapat. Lha apalagi kalau seorang profesor, rektor lagi, tetapi perilakunya tidak jauh berbeda dengan orang yang tidak berpendidikan dalam konteks tertentu.

Atau bersikap menghadapi orang yang tidak bisa melihat perbedaan pendapat. Semua andalannya adalah pokoke. Menjawab orang demikian dulu sangat tidak mudah, bahkan tidak bisa.

Belajar untuk bisa berelasi dengan adil, imbang, dan tidak terbatas. Dalam momen pemilu biasanya ada kubu-kubuan. Dan perbedaan itu bukan untuk menjadikan permusuhan. Bisa kog membaca argumen pendukung lainnya untuk bahan tulisan. Mengapa tidak? Memang kadang tidak mudah, karena terpengaruh emosional.

Belajar  konsisten. Bagaimana konsistensi diri itu perlu niat yang cukup kuat. Lha bagaimana tidak, ketika sepi apalagi dihujat, tetap saja menulis. Mengapa? Menulis itu bukan karena apreasi pihak luar yang utama, namun bagaimana menuangkan gagasan untuk bisa diterima  pembaca. Ya wajar ketika ada yang mengolok atau menghujat, padahal kualitasnya juga tidak lebih baik. Sangat wajar, namanya manusia.

Belajar lepas bebas.  Awal karena terbiasa TA, kemudian NT, dan kini tidak bisa mencapai apapun. Nah ketika sudah lepas bebas. Tidak lagi peduli. Dan belajar tahu diri akhirnya, bukan lagi eranya tulisan saya menjadi jaminan keterbacaan yang relatif baik. Itu sangat wajar, karena pembaca sudah mulai bosan dan mengerti arah yang ditulis, bahkan sebelum membaca.

Dua, tiga artikel bisa meraup pembaca tiga bahkan empat digit. Jangan harap sekarang dua artikel bisa mencapai seribu sebagai gabungan kedua tulisan.

Reward atau hadiah, alhamdulilah, sudah pernah merasakan Knival 2016 sebagai best in opinion, dan 2019 sebagai pembaca terbanyak sepanjang tahun.  Capaian yang sama sekali tidak menyangka. Apalagi best in opinion, ketika rekan-rekan jauh lebih mumpuni seperti Om Ryo yang mendapatkan pembaca jutaan dan masuk Metro TV, atau Prof Pebrianov yang demikian melegenda saat itu. Dan kandidat lain yang  jelas saya ini bukan siapa-siapa lah.

SP dan artikel dihapus sudah beberapa kali. Syukur tetapi  bukan karena copas atau plagiat, atau tayang ulang. Beberapa memang keterlaluan dan sangat mungkin menjadi potensi bermasalah dengan pihak lain.  Sangat paham soal ini, memang satu dua tidak jelas. Yo sudah, yang pasti tidak cukup banyak.

Terima kasih karena boleh belajar dari para guru dan mentor yang terbaik dari Kompasiana, yang berlanjut pada grup-grup media percakapan, dan juga menjadi rekan-relasi pribadi. Saling diskusi dan bertukar gagasan, kadang juga ide untuk menulis. Tanpa keberadaan dan dukungan Kners lainnya sama sekali tidak akan mampu bertahan hingga 2500 artikel.

Tentu tulisan ini bukan mau menebah dada dan pongah, tidak ada apa-apanya di hadapan rekan-rekan Kompasianer lain, apalagi dengan label dan capaian rekan. Ini adalah kebanggaan personal, bahwa toh bisa kalau mau berusaha.

Masih jauh dari harapan soal kualitas jelas. Masih sebatas kwantitas, banyaknya tulisan. Masih perlu banyak belajar dari rekan-rekan di Kompasiana. Perlu banyak membaca sebagai bahan referensi dan masukan agar tulisan makin berisi dan memuaskan pembaca tentunya.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun