Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Event Semarkutiga] Tips Mendapatkan Pasangan

5 Februari 2020   16:53 Diperbarui: 5 Februari 2020   16:51 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perempuan itu suka akan kedamaian, ketenangan, merawat, laki-laki itu apa adanya, cenderung sembrono, tetapi membangun. Nah ketika ini tidak dipahami, eh malah mengatakan pasanganku berubah, dulu tidak begitu. Itu tidak berubah, hanya karena dulu menggunakan topeng, atau belum mengenal betul karena yang penting laku, kawin. Dan ketika sudah menikah semua buyar.

Sebenarnya tidak ada yang berubah, hanya karena sudah terbiasa maka kelihatan menjengkelkan. Bayangkan itu seumur hidup lho. Sejak awal ini yang perlu kesadaran.

Tampilkan diri apa adanya. Ingat seorang rekan terbahak ketika pacarnya yang kini menjadi suaminya mengatakan pas apel perdana menyemir rambutnya dahulu. Benar penampilan awal itu penting, namun bukan yang utama. Ini soal asesoris, label, pakaian semata.

Jauh lebih penting adalah kepribadiaan. Tampilah apa adanya, jangan mengada-ada. Kalau kaya atau miskin ya sudah katakan. Kalau hilang si calon ya memang bukan pasangan yang semestinya. Mengapa? Karena dari pada menipu, lebih baik apa adanya.

Persoalan penampilan, kalau memang suka yang rapi, menyukai yang keren, ya jangan segan mengatakan. Tidak perlu mengubah kenyamanan diri demi atau atas nama cinta. Kalau memang tidak suka pasangan yang amburadul ya katakan. Atau menyukai pasangan yang amburadul, jangan menerima pendekatan dari si klimis. Ini bukan soal rewel, ini soal selera. Kan tidak lucu berpasangan namun tertekan dan malu.

Komunikasi, ini penting. Lagi-lagi soal kejiwaan atau psikologi antara laki-laki dan perempuan. Di mana mereka memang berbeda. Contoh, untuk soal memberi kbahar laki-laki paling males, dan perempuan padahal sangat berharap itu.  Tarik ulur ini bisa jadi tarik urat syaraf jika tidak disikapi dengan benar.

Sama juga dengan hobi, laki-laki tidak akan pernah berubah hobi dan kesenangannya. Perempuan biasanya akan berhenti. Nah ini lagi-lagi jadi repot dan ribet, kalau kalau bersikukuh dan mengatakan jika setelah menikah semua akan berubah. Termasuk jika pria adalah play boy. Jangan merasa sakti dan akan mengubah tabiat pasangannya, kalau siap silakan. Kalau tidak siap dan makan hati, ya tinggalkan.

Pastikan, mau mencari yang seperti apa. Jika suka yang cakep dan pinter,  ya jaga itu, bukan kemudian menjadi asal dapat karena takut dinilai pemilih atau takut tidak laku. Mengapa demikian? Agar dalam pernikahan itu tidak ada sesal di kemudian hari. Anak-anak itu merupakan buah cinta, jangan sampai kekecewaan ibu dibawa dalam kejiwaan anak. Pun pasangan emosional, baik laki atau perempuan.

Anak-anak jangan menjadi korban karena orang tua salah pilih. Anak tidak bisa memilih lahir dalam keluarga seperti apa, namun calon orang tua bisa memilih mau seperti keluarga yang mereka bangun itu. eLeSHa. 

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun