Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Jokowi "Membunuh" Anies Demi 2024 Seperti Kata Rocky Gerung?

25 Januari 2020   10:45 Diperbarui: 25 Januari 2020   10:54 1878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika Jokowi "membunuh" Anies sebagaimana pernyataan Gerung sangat mudah, katakan saja keburukannya ketika diganti sebagai menteri, atau biarkan Jakarta tidak diambil alih, atau berkoordinasi dengan KPK, Kejaksaan, atau Kepolisian untuk mengusut pelanggaran yang sangat mungkin bisa dibuktikan. Toh tidak dilakukan.

Harakiri Anies?

Ini jauh lebih mungkin. Mengapa? Apa yang dilakukan cenderung ceroboh, gegabah, dan ugal-ugalan. Bongkar pasang ornamen yang temporal dengan dana luar biasa. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali dan  itu publik  tahu. Pembangunan yang sudah ada dibongkar dan dibangun ulang, pembukaan atab JPO, trotoar yang dibongkar dan diganti, jalan dicat dan diganti lagi katanya jalur sepeda, padahal pesepeda juga tidak jadi gaya hidup di Jakarta.

Masih segar juga soal anggaran yang luar biasa  tidak karuan, toh tidak ada tindak lanjut. Hanya bicara tuding sana tuding sini. Ini jauh lebih meyakinkan bahwa ia bunuh diri dengan memainkan anggaran dan perencanaan yang tidak jelas.

Eh malah diperparah dengan banjir dan dikatakan dengan bahasa aneh-aneh malah menjadi bahan candaan. Apakah ia tidak tahu bahwa itu salah, ia tahu, ia doktor ilmu politik, jelas paham. Dan perencanaan yang tidak pas dengan konteks ini bisa menjadi amunisi telak yang malah membunuh dirinya, bukan Jokowi justru yang melakukan.

Monas dan polemik yang terjadi, belum usai eh malah kebanjiran. Ini lagi-lagi jelas harakiri yang sangat telak yang dilakukan. Mau memainkan narasi apalagi, ketika kedaaan sudah seperti itu, di depan mata lagi.

Politik cemar asal tenar yang sengaja dipakai itu sudah usang. Pengulangan karena pernah sukses jelas kesalahan yang parah. Pemilih makin cerdas, apalagi jika mau dipakai untuk level nasional. Toh Prabowo-Sandi yang menggunakan pola yang identik tidak bisa meraih suara yang memenangkannya untuk DKI, belum lagi daerah lain.

Anies sebagai orang di luar partai politik, berbeda dengan Jokowi yang memang tenar dan berprestasi, membuat partai malah berbondong-bondong datang dan mengusung. Pesimis melihat partai mau mengusung Anies menjadi capresnya dengan capaian seperti ini. Memang selalu dibicarakan terus, apalagi media sosial, namun itu tidak cukup.

Pemilih jauh lebih cerdas dengan pengalaman-pengalaman yang sudah ada. Hidup bernegara juga jauh lebih baik dari hari-hari lalu. PAN yang ada di dalam pusaran yang sama saja sudah menyatakan menjual agama sudah tidak lagi laku dan menjanjikan. Anies jika memang niat mau maju sebagai kandidat 2024, perlu membenahi diri, bukan malah bunuh diri.

Para pendukungnya juga perlu membela dengan benar, berdasar, dan berkelas, bukan hanya melemparkan tudingan tidak berdasar, melebar, apalagi mengaitkan dengan agama. Wong selama ini yang dikritik dan dijadikan bahan bullyan soal kinerja, bukan soal agama, dan juga pribadi Anies kog.

Berlebihan jika mengatakan Jokowi mengebiri apalagi membunuh pelan-pelan Anies untuk 2024. Jauh lebih berdasar ketika Anies malah harakiri untuk dirinya dan karirnya, jika seperti ini terus. Belum tentu 2022 bisa menang di DKI juga jika seperti ini. eLeSHa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun