Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

NU, Muhamadiyah, Gerindra Hingga Nasdem Kecewa, Lantas yang Happy Siapa?

27 Oktober 2019   19:00 Diperbarui: 27 Oktober 2019   19:14 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Usai pelantikan wakil menteri, beberapa kalangan menyatakan kekecewaannya. Ada pula yang nada-nadanya bukan mereka yang kecewa, namun mau membenturkan keadaan agar tidak jadi dingin. 

Cukup lucu malah partai yang ada dalam pemerintahan dan mendapat kursi juga ikut kecewa. Malah oposan seperti PAN, PKS, dan Demokrat diam saja, hanya Demokrat sedikit panas.

Beberapa keadaan memang membuat tidak nyaman, namun untuk NU dan Muhammadiyah, saya pribadi tidak yakin jika ada kekecewaan sebagai sebuah lembaga. 

Berbeda jika beberapa elit atau penguruh, atau kader yang mengatakan kekecewaan, tetapi tentu bukan sikap lembaga tentunya. Jauh dari kualitas dua organisasi itu.

Partai Politik dan Kekecewaan

Cukup gaya dan gagah PKS mengaku menolak tawaran masuk kabinet. Ah yang benar saja. Lha jelas ada yang ngatri saja ditolak. Toh biar saja mengaku seperti apapun tetap akan demikian. Pihak pemerintah, dalam hal ini Jokowi tentu tidak akan pernah membantah atau mengiyakan hal yang tidak pernting seperti itu. Akan terlupakan bersama waktu, toh juga tidak mendasar juga.

Nasdem. Paling garang dan keras, meskipun pernyataannya tidak demikian, sikap dan perilaku serta pertemuan dengan pihak-pihak yang bertolak belakang tentu menjadi signal kuat ada sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman. Atau pernyataan kalau semua mau masuk kabinet, biar kami yang oposisi.

Sikap dan lagaknya sih biasa di depan media. Tetapi sikap politiknya jelas dan keras. Di belakang tentu sikap yang lebih garang akan dipertontonkan demi kursi dan mengamankan banyak posisi. Hal yang masih harus dilalui bangsa ini di dalam menapaki menuju kepada kemajuan.

Hanura. Susah memang mereka mau mengharap apalagi, ketika mereka tidak lolos Senayan. Praktis mereka tersingkir sendiri. Karena memang mereka gagal dalam pileg. Persoalan ketum merangkap pimpinan DPD bukan kampanye baik dan terbukti. Pantas mereka tidak mendapatkan "jatah" kabinet dan merasa kecewa.

PKPI partai tidak lolos ini juga mengatakan, bahwa kabinet  ada yang tidak pas. Normal dan pantas saja berbicara demikian. Tidak cukup signifikan juga apa yang disampaikan dan suara mereka tidak memiliki dampak yang serius. Karena memang bukan tukang kisruh dan biang riuh. Hanya demikian dan selesai.

Gerindra, ini cukup memberikan dampak, karena memang mereka ini biasa rusuh dan memiliki pemandu sorak yang cukup kuat. Ada dua hal yang dinyatakan, Prabowo sebagai Menhan cenderung tidak bahagia dengan penunjukan orang TKN dalam mendampingi menhan.

Soal kemampuan dan kapasitas dalam bidang pertahanan apa mampu, sebagimana kata Desmon J Mahendra. Soal pertahanan yang masih banyak pekerjaan dari periode lampau itu perlu kerja keras. Ini yang membuat mereka merasa Prabowo tidak nyaman.

Peran 12 wamen juga mereka nyatakan kog tidak mencerminkan kapasitas sebagai wamen, malah cenderung bagi-bagi kursi. Desmon mempertanyakan beberapa pribadi apakah memiliki kemampuan sebagai wakil menteri, bukan sebatas bagi-bagi jabatan.

Ada pula yang sempat kecewa dan kemudian bahagia, yang menamakan diri relawan bernama projo,  mereka sempat membubarkan diri ketika tidak ada nama elit mereka dalam kabinet. Untung dalam daftar nama wakil menteri mereka ada, dan tidak jadi bubar.

Kekecewaan, atau memaksakan untuk ada kekecewaan ini sangat mungkin menjadi bahan bagi kata Gerindra usia pemilu lalu, pihak yang menunggangi mereka. Mereka ini mencari tunggangan ke mana-mana. Menggosok-gosok yang kecewa, baik oknum, apalagi kalau bisa ormas dan parpol, tentu mereka akan girang.

Tunggangan mereka yang sangat handal sudah  tidak bisa lagi dipakai, dan mereka kini bingung. Inilah yang sangat happy jika ada yang kecewa. Mereka mendapatkan momentum dan teman untuk melakukan kerusuhan baru. Siapa mereka? Jelas kog. Ketika ada isu dan kemudian ada back up besar-besar di media massa jelas pelakunya.

Terduga paling keras jelas si fundamentalis, mengapa? Karena posisi mereka yang makin terdesak. Ini adalah nafas terakhir mereka. Ketika pemerintahan gonjang-ganjing, kondisi mereka aman, tidak akan mendapatkan perhatian dan mereka kembali konsolidasi ulang.

Aksi mereka sudah terbaca dan terpetakan dengan jelas, usai penusukan Menkopolhukam lampau, kemudian narasi menyerang KSAD, dan kemudian penatikan kabinet dan wakil menteri. Mereka memberikan narasi negatif dan ketika ada reaksi atas itu mereka menghajar siapa saja yang membuat mereka tersudut.

Menggoda Muhamadiyah dan NU jelas arahnya, pemerintah Antiislam yang dimaui, tetapi mereka sekarang tidak cukup memiliki corong yang akan mengipasi suara mereka. Bagaimana wapres adalah kyai, dan biasanya kolaboran utama dan artis medsos pada diri Fadli kini sunyi senyap. Ya hanya bisa mengupayakan sebisa  mungkin.

Keberadaan kabinet ini membuat banyak orang ketar-ketir dan dengan membuat isu dan kekisruhan mereka berharap bisa menaguk untung dan keadaan bisa mereka kuasai lagi. Kendali yang sudah di depan mati tiba-tiba menguap.

Langkah-langkah taktis sudah dilakukan, pemetaan menjadi mudah ketika banyak orang menjadi salah tingkah. Ini indikasi ada sesuatu. Yang tiba-tiba bebenah, yang terburu-buru mengubah gambaran diri, ada apa, kan sederhana?

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun