Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertemuan Jokowi-Prabowo dan Upaya MA

13 Juli 2019   11:44 Diperbarui: 13 Juli 2019   11:51 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertemuan Jokowi-Prabowo dan Upaya MA

Berita paling panas namun hasilnya adem adalah pertemuan Prabowo-Jokowi. Dua kontestan pilpres dua periode dengan narasi dan kejadian hiruk pikuk. Pada tahun ini lebih lagi dengan berbagai-bagai kepentingan yang melingkupi, sehingga terasa lebih panas lagi.

Tawaran pertemuan ditolak mentah---mentah dengan arogan oleh level elit, syarat luar biasa menabrak aturan yang seolah dibuat-buat. Tuntutan ke mana-mana yang cenderung tidak logis pun dilakukan. Semua selesai dengan pertemuan di stasiun MRT.

Kinerja bawah tanah luar biasa, sukses tanpa hiruk pikuk, dan membuat keadaan benar-benar adem. Narasi ancaman dari pendukung Prabowo tidak berhasil membuat keadaan lebih buruk. 

Sering orang menuding Prabowo sebagai ini dan itu, namun abai, bahwa Prabowo juga dengan ksatria datang menyaksikan pelantikan Jokowi. Menerima Jokowi ketika terjepit secara politik. Itu bukti bahwa Prabowo memiliki sisi baik.

Selama ini, orang lupa bagaimana berbagai kepentingan ada di balik Prabowo. Pelanggar hukum, penanggung hutang, dan juga para orang yang ada  dalam kelompok fundamentalis cenderung lebih galak dan obsesif dari pada Prabowonya. Salah satu bukti jelas tuntutan ke dua mereka ke MA.

Pelanggaran administrasi TSM yang sudah diketok Bawaslu, MK pun mau juga mengurus, dan MA juga sudah menolak, dengan menggunakan celah legal standing, dari ketua BPN menjadi para calon yang maju sebagai kandidat dalam pilpres kemarin.

Toh Sandi mengatakan tidak tahu, meskipun ada tanda tangan dengan meterai. Ada upaya di luar yang bersangkutan sangat mungkin. Apalagi belum lama, dan prosesnya kelihatannya belum berjalan jauh, malah sudah ketemuan dan mengucapkan selamat. Buat apalagi sidang MA, jika kandidatnya saja sudah menyatakan kemenangan bagi rekan dalamberkompetisi yang lampau?

Sikap menang-menang, pertemuan jika dilakukan di rumah Prabowo adalah posisi yang tidak elok. Jokowi adalah presiden, pemenang lagi dalam pemilihan presiden. patut ketika Prabowo datang, namun ego yang tinggi sangat menjadi penghambat, belum lagi lingkungannya yang arogan dan merasa paling itu.

Posisi dalam stasiun MRT, bahasa simbol kemajuan, menatap ke depan, dan melaju dengan lancar. Presiden Jokowi suka bahasa simbol dan simbolisasi bagus untuk kemajuan bersama sebagai bangsa. Lambang modernisasi yang diputuskan Jokowi, prestasi Jokowi yang juga Prabowo akui dengan jujur.

Pertemuan ini juga membawa banyak konsekuensi, bahwa isu dan lontaran gagasan pemulangan RS sebagai sarana untuk ketemuan hanya kata orang yang berkepentingan, bukan Prabowo. Hiruk pikuk selama ini bukan ide dan gagasan Prabowo, namun ada pihak lain yang berkepentingan sendiri dengan memanfaatkan Prabowo.

Jokowi mengambil sikap menang tanpa merendahkan lagi dan lagi. Jika Presiden Jokowi memaksa ketemu Prabowo di istana, betapa merendahkan Prabowo, jika sebaliknya juga tidakelok sendiri sebagai perwakilan negara di depan rakyat. Pilihan cerdik dan bijak.

Pertemuan informal yang tidak banyak narasi sebelumnya, ini menjadi penting, para pembonceng tidak siap menghalang-halangi dan menghambat. Di sinilah peran sikap kepemimpinan. Layak dipertimbangkan justru melihat dan memetakan siapa saja yang selama ini menjadi penghalang pertemuan yang sejatinya sangat normal, biasa, dan tidak ada yang besar, namun menjadi seolah penting dan besar.

Kini saatnya melihat siapa saja "perusuh", penghambat, dan provokator yang menjadi dinding pemisah kedua tokoh paling tenar itu. Hiruk pikuk selama ini  jelas mereka yang menciptakan. Dan itu bagian penting dan menjadi tugas Jokowi dan Prabowo untuk melakukan upaya agar bisa ditertibkan.

Jangan katakan itu hal yang sepele, lihat akar rumput melalui media sosial, ucapan, keyakinan, dan pemikiran mereka sangat parah. Jika tidak diseriusi akan menjadi masalah berkepanjangan. 

Ada gagasan menolak membayar pajak, menginginkan referendum, tidak percaya presiden terpilih, dan sudah ada ajakan dan yang melakukan. Ini konyol sebagai aksi berbangsa.

Demokrasi itu asal selisih satu saja kalah ya kalah, yang lebih satu menang. Selesai, jangan mengatakan kalau yang didukung kalah, tidak berarti menyetujui yang dipilih oleh lebih banyak sebagai pemenang. Ini serius dan penting disadarkan terutama oleh Prabowo dan tim.

Tuntutan ke MA yang ternyata sejak awal dibantah Sandi memberikan bukti bahwa ada pihak lain yang memanfaatkan kondisi itu. Dan tentunya Jokowi dengan jajaran, pun Prabowo tahu dengan baik siapa saja mereka itu. Saatnya penegakkan hukum untuk bangsa yang lebih baik.

Pembangunan menjelang lima tahun dengan narasi ugal-ugalan PKS-Gerindra kemarin pun bisa masif demikian, dalam banyak  kecenderungan oposisi asal-asalan, pun masih bisa berjalan dengan baik dan lancar, apalagi jika peran oposisi nanti lebih baik, akan melaju dengan lebih bagus seperti MRT.

Pertemuan yang membawa pengharapan yang perlu diyakini oleh seluruh anak negeri, para pembangun dinding pemisah, perselisihan, dan kekecauan perlu dialienasi sehingga tidak memperoleh panggung. Saatnya melaju dan bebek lumpuh itu tidak terbukti.

Selamat bekerja Presiden Jokowi

Selamat mempersiapkan diri Prabowo dalam ladang pengabdian lainnya.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun