Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

#PrabowoWithoutDi**, antara Pembelaan, Pelecehan, dan....

24 Juni 2019   07:59 Diperbarui: 24 Juni 2019   08:19 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika mau bersih saja, mana ada sih orang mau menjual dagangan dan di bawah sekali ditulis, awas ini barang bekas. Apalagi di atasnya pun profil yang dinyatakan juga jauh dari kenyataan. Jelas si pembuat tahu tabiat yang mau disasar.

Asli ini sebatas olok-olok, kalau menjadi viral jelas saja, tapi bahwa esensinya memperolok Prabowo sebagai pribadi. Ini makin tidak baik, ketika pendukungnya itu lemah dalam mencari pembanding dan melihat mana yang lebih benar dan mana yang asal-asalan. Miris jika berbicara bagi bangsa dan negara lebih jauh.

Berbeda itu sudah pasti dalam alam demokrasi, namun tidak layak juga untuk memperolok ketika pihak lain sudah kalah. Mereka yang tidak pernah mau tahu kenyataan dibanjiri dengan model demikian, bukannya tambah mengerti namun makin fanatis dan menolak melihat kenyataan. Ini masalah serius.

Elit-elitnya pun demikian, apalagi akar rumput. Mirisnya adalah jika elit itu demi uang dan kekuasaan, kalau yang di bwah, akar rumput, hanya menjadi korban dan tidak karu-karuan akibatnya. Perseteruan yang tidak ada ujung pangkalnya kadang, karena esensi masalahnya hilang dari sana.

Payah lagi jika berhadapan dengan hukum, biasanya akar rumput dan ditinggalkan begitu saja. Mereka dilupakan, padahal ketika membela kadang bisa melanggar hukum. Ini sudah berkali ulang, elit bisa mengelak dengan jaringan dan kekuatan finansial mereka, bagaimana yang orang biasa?

Jauh lebih bijak adalah tidak menambahkan masalah dengan mencoba memberi tahu mereka, toh tidak akan mau tahu dan tidak akan mencari tahu. Ini sudah tercipta sekian lama.  Seolah pekerjaan sia-sia belaka. Paling-paling akan menuding pihak yang memberi tahu sebagai iri, dungu, dan sejenisnya.

Membiarkan mereka seolah katak dalam tempurung juga tidak baik, namun memberikan pembelajaran dalam kondisi yang masih  panas seperti ini juga sia-sia.  Tugas para elit mereka untuk meredam pengikut mereka dengan narasi positif, dan itu sangat mungkin, ketika para elit bisa bertemu dan memiliki rumusan yang sama bagi bangsa dan negara.

Media mengurangi intensitas pemberitaan dan kupasan dari politikus sontoloyo yang hanya mencari panggung dan uang semata. Siapa saja mereka toh semua juga paham kog. Politikus gagal dan barisan sakit hati yang kepentingannya  terganggu. Jika panggung mereka tidak ada, tidak akan memanaskan suasana yang tidak dipahami akar rumput.

Para pendukung Jokowi-KHMA yang kemungkinan menangnya besar juga tidak perlu memaksakan pihak yang tidak mau tahu itu untuk tahu. Biarkan saja, ada waktu untuk sadar juga. Harapan itu perlu proses. Memaksakan kehendak ya akhirnya sama dengan mereka bukan?

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun