Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wafat Ibu Ani, Rumah Sakit Khusus Kanker, dan Kepedulian

3 Juni 2019   07:51 Diperbarui: 3 Juni 2019   07:53 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selamat beristirahat dalam damai Ibu Ani Yudhoyono, bahagia di sana.  Artikel ini berangkat dari pesanan K-ner SSMS, beliau tidak bisa menuliskannya karena dibekukan dari Kompas.com, bukan semata Kompasiana. Entah karena komentar di Kompas. com atau hal lain belum ada kejelasan.

Apa yang saya ulas mungkin tidak sesuai dengan kehendak beliau, pun tidak sebebas kalau itu ide dan gagasan saya. Itu mungkin penting saya nyatakan, sehingga ada gagap dan tidak mengalir bisa dimengerti, he..he... Hampir seminggu ini tidak menulis lagi, jadi agak gagap.

Ibu Ani menderita kanker, dan sebenarnya di sini pernah akan ada rumah sakit khusus untuk itu. gagasan besar yang terlupakan karena persoalan politik identitas dan kehendak sekelompok pihak yang tentu tidak perlu dibahas lagi. Ibu Ani bukan satu-satunya yang membutuhkan pelayanan yang sangat mendesak itu.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan duka, toh beliau memiliki banyak piilhan, berobat ke Eropa pun tidak menjadi masalah. Namun jika orang kebanyakan, rakyat biasa, apalagi yang jauh dari segala fasilitas dan kemampuan? Negara harus hadir, namun toh prioritas itu masih jauh dari sana, karena memang ugal-ugalannya kepemimpinan masa lalu, membuat ini menjadi PR yang amat besar dan berat.

Kerja sama dengan pihak swasta, pemerintah daerah, dengan dukungan penuh pemerintah pusat menjadi solusi yang paling mungkin dengan tidak meninggalkan skala prioritas yang utama. Terobosan menjadi penting agar semua bisa selaras dengan laju pembangunan fisik dan manusia.

Diperlukan kepemimpinan dan kreatifitas lepas prosedural. Jika mengikuti prosedur sangat susah, mengapa? BPJS saja masih begiu banyak tantangan, dan juga hambatan yang nampaknya ada upaya yang memang seolah sengaja sehingga gagal dan point positif tidak diperoleh bagi pemerintahan sekarang. Susah ketika semua hal dimaknai dengan nilai politis. Ini soal kemanusiaan.

Ahok dengan kegilaannya memang sangat membantu, apadaya lambenya memang lemes dan membuat banyak hal berantakan, termasuk dalam hal pembangunan rumah sakit ini. Lepas dari kontroversinya, toh ini ide luar biasa. Kemanusiaan abaikan politik, apalagi politik identitas.

Siapa yang kini mampu melaksanakan ide gila dan ugal-ugalan dalam ranah positif itu kini?

Jakarta sangat tidak mungkin. Kekuatan daya dukung finansial sebenarnya siap, sebagaimana gagasan Ahok dulu. Dunia usaha sangat mendukung, hanya tinggal mengingatkan lagi, namun sangat mungkin juga mereka enggan melihat reputasi yang mengajak kerja sama. Ini masalah juga, soal kepercayaan.

Kepemimpinan daerah yang seolah menjadi oposisi dan antitesis jelas sangat tidak mungkin lagi mendukung gagasan besar itu. hampir mustahil jika tetap mau di Jakarta, kecuali pemerintah pusat sepenuhnya, namun anggarannya sangat berat dan tidak mudah untuk mengalokasikannya.

Ide dan gagasan memindahkan ibukota juga salah satu pertimbangan, bahwa Jakarta sudah terlalu sesak dan padat dengan berbagai hal yang tumpang tindih. Saatnya melirik luar kota Jakarta.

Pemimpin daerah yang memiliki visi dan gagasan besar itu tidak banyak. Lebih banyak yang memilih jalan aman, populis, dan bisa menang lagi. Gebrakan itu penting namun tidak banyak. Deretan nama ada, namun yang masih mungkin Gubernur Ridwan Kamil Jawa Barat bisa menjadi sebuah harapan baru.

Kinerjanya lumayan baik, memang tidak seheboh Jokowi dan Ahok, namun cukup progresif dan besar juga. Sikapnya terhadap kemanusiaan juga besar sering dipertunjukkan menghadai aksi intoleransi. Artinya benih pemikiran kemanusiaan menjadi aktual itu sangat mungkin.

Kinerja dengan pihak pusat terjalin baik dan mulus, ini menjadi poin penting bagi kerja sama pembangunan besar yang serius. Kendala anggaran dan perizinan bisa diatasi dengan segera jika komunikasi awal sudah lancar dan sejalan.

Adanya proyek kereta cepat ke sana sangat membantu. Ingat ini juga investasi dari pasien luar negeri, jangan dipikir pemborosan dan proyek sia-sia. Mampu kog bangsa ini, salah satu infrastruktur ini sangat membantu bagi pasien luar daerah ataupun luar negeri. Akses banyak tersedia.

Jawa Barat juga masih memiliki ruang yang lebih terbuka, kesegaran udara jauh lebih bagus, ingat bicara kesehatan juga berbicara kualitas udara dan lingkungan. Nilai plus banyak ada di Jawa Barat, Bandung misalnya.

Pengembangan banyak sektor kos-kosan, penginapan terjangkau bagi keluarga, dan banyak hal sangat mungkin  di Jawa Barat daripada Jakarta. Ini juga penting, perawatan perlu juga pihak keluarga, dan itu jauh lebih memberatkan pasien dan keluarga, terutama psikologisnya.

Persoalan tampaknya ada pada jaringan pihak dengan swasta, yang belum nyaring terdengar dari Ridwal Kamil. Namun itu bukan masalah besar jika dukungan sepenuhnya, termasuk dari pusat sudah lampu hijau, tinggal melakukan dan proyek kemanusiaan itu melaju dengan kencang.

Kebutuhan mendesak, atau mungkin dana parkir di Swis dan juga sitaan-sitaan sangat mungkin banyak membantu, he..he...ini soal keberpihakan akan kemanusiaan, jangan hanya karena istri presiden wafat karena kanker menjadi pemikiran, banyak juga rakyat yang membutuhkan. Apalagi jika tidak lagi memiliki pilihan.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun