Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Lima Pernyataan AHY dan Model Kepemimpinannya Identik dengan SBY

15 April 2019   12:00 Diperbarui: 15 April 2019   12:18 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima Pernyataan AHY dan Model Kepemimpinan AHY Identik dengan SBY

Cukup cepat, tepat, dan responsif apa yang dinyatakan AHY, tentu atas sepengetahuan SBY selaku "pemilik" Demokrat. Posisi Demokrat yang sangat terpojok dalam gelaran pilpres dan pilkada tentu harus berupaya keras untuk eksis. Eh malah disikat dengan telak dalam debat, justru oleh rekan koalisi sendiri.

Berbeda jika Jokowi yang menyatakan, seperti ini misalnya, saya bekerja sangat keras karena memperbaiki kesalahan pilihan oleh presiden sebelum saya... Ini tidak semenyakitkan pernyataan Prabowo bagi Demokrat. Suka atau tidak, toh SBY juga presiden, dua periode lagi di masa lalu. Jika sebelum Jokowi salah satunya adalah SBY yang dinyatakan salah oleh capres mereka sendiri.

Pernyataan AHY yang mengatakan Indonesia negera besar, perlu pemimpin yang memiliki nilai luhur, bijaksana, dan menjadi teladan bagi seluruh rakyat. Menjadi menarik, jika boleh ditanyakan pada AHY, apa iya orang yang ngamuk-ngamuk, ngambekan, mudah menuding, dan mengebrak ketika tidak suka itu seorang yang bijaksana dan berbudi luhur?

Apa iya teladan itu yang biasa menghina bangsanya sendiri, baik elit atapun rakyat jelata. Coba mana keteladanan yang diberikan capres mereka yang demikian mudah menuding pihak lain, tanpa mau tahu kondisi yang sebenarnya.

Sikap teladan itu adalah menghargai usaha, pengorbanan, dan pengabdian para pemimpin sebelumnya. He...he...khas klan BY di mana fokusnya adalah diri dan keluarga, namun abai akan rakyat dan bangsa. Kepemimpinan AHY tidak akan jauh ala SBY jika nantinya menjadi pemimpin. Fokus masih pada diri dan keluarga. Padahal jauh lebih parah adalah penghargaan akan kemanusiaan tampang Boyolali, muka orang susah, toh AHY diam saja.

Selanjutnya ia menyatakan bahwa yang terpilih dan telah terpilih menjadi pemimpin adalah putera yang terbaik bangsa. Telah berkorban  sebesar-besarnya untuk bangsa ini. Waktu, tenaga, pikiran, keluarga, segalanya. Cukup menarik, apa iya hanya berkorban semata, tanpa ada apa-apa dari bangsa dan negara yang diperoleh?

Ini konteks modern lho, maju itu kemauan sendiri, tentu jauh berbeda ketika alam pergerakan kemerdekaan, mereka berkorban penuh bahkan nyawa saja tidak menjadi pertimbangan. Ini kog sebenarnya tidak tepat dinyatakan sebagai pengorbanan. Itu adalah konsekuensi atas pilihan untuk menjadi presiden sebenarnya. Itu kewajiban.

Sikap menghargai/mengapresiasi siapapun, apalagi yang telah berjasa bagi negeri ini, seharusnya menjadi syarat mutlak untuk dimiliki oleh pemimpin bangsa, siapapun dia. Sepakat, sehingga orang tidak menjadi seenaknya main klaim dan juga main tuding jika terjadi kegagalan. Perlu dikembangkan pribadi-pribadi dewasa sehingga tidak menuding dan menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam semata.

Tidak ada ruginya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi segala capaian para pendahulu kita. Tugas kita adalah melanjutkan yang sudah baik, dan memperbaiki yang belum baik, serta  menuntaskan apa yang belum tuntas. Cukup menarik, jika demikian, mengapa para kader mereka, seperti Andi Arief, Ferdinan Hutahaen, dengan mudah menuding Jokowi dan pemerintah selalu buruk, dan AHY diam saja? Apa berbeda konteks, atau berbeda kepentingan semata?

Apa yang ditampilkan AHY adalah sebuah gaya kepemimpinan yang identik dengan SBY, memainkan politik  korban yang sama. Selama ini Prabowo bilang apa saja diam saja kog, ketika SBY yang disinggung langsung demikian keras reaksinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun